Misi pertama Uni Emirat Arab (UEA) ke Mars telah mencapai planet berwarna kemerahan tersebut dan dilaporkan sudah memasuki orbit. Untuk bisa masuk orbit Mars, pesawat luar angkasa harus membuang 800 kilogram bahan bakarnya Peluang kegagalan misi ke planet Mars tersebut mencapai 50 persen, ujar pihak otoritas Dubai Uni Emirat Arab meluncurkan misinya ke planet Mars dari Pusat Luar Angkasa Jepang

 

BACA JUGA: Harga Produk Sayur dan Buah Australia Diprediksi Bakal Naik

Perjalanan pesawat luar angkasa milik Uni Emirat Arab ke Mars tersebut telah mencapai tujuh bulan dengan total jarak 494 juta kilometer dari Bumi.

Misi tersebut akan memberikan kesempatan bagi negara Uni Emirat Arab untuk mulai mempelajari dan mengirim data tentang atmosfer dan iklim di planet Mars.

BACA JUGA: Facebook Mulai Hapus Informasi Menyesatkan Soal COVID-19 yang Diunggah Pengguna

Program misi ke Mars ini adalah bagian dari upaya Uni Emirat Arab untuk mengembangkan kemampuan ilmiah dan teknologinya, serta mengurangi ketergantungannya pada minyak.

Badan Antariksa UEA, yang menjadi badan antariksa kelima di dunia yang sudah mencapai Mars, bahkan memiliki rencana untuk memulai pemukiman di planet Mars pada tahun 2117.

BACA JUGA: Istri Dede Melihat Suaminya Embuskan Nafas Terakhir Setelah Tertabrak di Sydney

"Kontak dengan #HopeProbe telah terjalin lagi. Penempatan Orbit Mars sekarang selesai," lapor Pusat Luar Angkasa Mohammed Bin Rashid, tempat di mana penguasa Dubai dan putra mahkota Abu Dhabi ikut hadir mendengar berita tersebut.

Peluang gagal misi tersebut sebenarnya adalah 50 persen, kata Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum, Wakil Presiden Uni Emirat Arab yang juga penguasa Dubai. Photo: Tahun ini menandai 50 tahun berdirinya federasi Uni Emirat Arab sejak merdeka dari Inggris. (Reuters: Christopher Pike)

 

Untuk memasuki orbit Mars, pesawat luar angkasa Uni Emirat Arab perlu membakar sekitar setengah 800 kilogram bahan bakar agar kecepatannya melambat tanpa melampaui batas, yang juga jadi bagian paling berbahaya sepanjang misi tersebut.

"Hari ini adalah awal dari babak baru sejarah Arab ... kepercayaan pada kemampuan kami untuk bersaing dengan negara dan orang lain," demikian unggahan Sheikh Mohammed di akun Twitternya, setelah misinya memasuki orbit.

"UEA akan memperingati Perayaan Emas dengan sains, budaya, dan inspirasi, karena kami bertujuan untuk membuat model pembangunan."

Tahun 2021 menandai 50 tahun sejak kemerdekaan Uni Emirat Arab dari Inggris dan berdirinya federasi UAE, yang mengelompokkan tujuh emirat, termasuk Dubai.

Pesawat luar angkasa Mars yang diluncurkan oleh China dan NASA, setelah lepas landas pesawat luar angkasa milik Uni Emirat Arab bulan Juli lalu, juga akan mencapai planet Mars bulan Februari ini. External Link: UAE mission video

  Suasana di planet Mars

Proyek bernama 'The Emirates Mars Mission' ini menelan biaya lebih dari Rp2,6 triliun dengan meluncurkan pesawat luar angkasa tanpa awak 'Hope Probe' dari pusat luar angkasa Jepang.

Peluncuran ini bertujuan untuk memberikan gambaran lengkap tentang kondisi Mars untuk pertama kalinya dan untuk mempelajari perubahan musim serta perubahan sehar-hari di sana.

Menteri Negara urusan Teknologi Tinggi dan ketua Badan Antariksa Uni Emirat Arab, Sarah al-Amiri mengatakan perlu beberapa minggu untuk mulai mengumpulkan gabungan data dan gambar, yang akan mulai tersedia untuk khalayak umum pada awal September.

"Langkah ini adalah upaya mengembangkan kemampuan dan bakat di negara ini, sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya dalam hal pemanfaatan misi eksplorasi planet," kata Sarah. Photo: Sarah al-Amiri mengatakan data dan gambar dari ekspedisi ke Mars dapat tersedia untuk umum paling cepat September. (Reuters: Christopher Pike)

 

Uni Emirat Arab pertama kali mengumumkan rencana misi tersebut pada 2014 dan meluncurkan Program Luar Angkasa Nasional pada 2017 untuk mengembangkan keahlian lokal.

Dengan penduduknya yang berjumlah 9,4 juta orang, kebanyakan pekerja asing, Uni Emirat Arab tidak memiliki dasar keilmuan dan industri seperti negara-negara besar penjelajah luar angkasa.

Hazza al-Mansouri menjadi orang Emirat Arab pertama yang terbang ke luar angkasa pada 2019 ketika dia terbang ke Stasiun Luar Angkasa Internasional.

Untuk mengembangkan dan membangun pesawat luar angkasa 'Hope Probe', Pusat Luar Angkasa Emiratis dan Mohammed Bin Rashid (MBRSC) di Dubai bekerja sama dengan lembaga pendidikan dan sains Amerika Serikat.

Reuters

Artikel ini diproduksi dari laporannya dalam bahasa Inggris.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ditinggal Negara-Negara Arab, Palestina Malah Dapat Dukungan Mutlak Uni Afrika

Berita Terkait