Selandia Baru Belum Rilis Nama Korban Pembantaian Christchurch

Selasa, 19 Maret 2019 – 02:30 WIB
Perban berlumur darah dari para korban penembakan di Masjid Al Noor di Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3). Foto: SNPA

jpnn.com, CHRISTCHURCH - Data korban jiwa karena teror penembakan di dua masjid Selandia Baru bertambah. Pemerintah Selandia Baru pun berusaha memprioritaskan identifikasi korban. Menurut otoritas, seluruh jenazah harus dipulangkan kepada keluarga pada Rabu (20/3).

Menurut Reuters, korban jiwa terbaru ditemukan di Masjid Al Noor saat petugas memindahkan jenazah-jenazah Sabtu lalu (16/3). Korban ke-50 itu tertimbun jenazah-jenazah yang lain. Di sisi lain, korban luka karena aksi terorisme di Masjid Al Noor dan Masjid Linwood bertambah menjadi 50.

BACA JUGA: Pemuda Pancasila Kecam Pembantaian di Masjid Selandia Baru

''Hingga kini, 34 korban dirawat di rumah sakit. Dua belas di antaranya kritis,'' ujar Kepala Spesialis Bedah Christchurch Hospital Greg Robertson.

Otoritas memang belum merilis daftar nama atau foto dari jenazah yang ditemukan. Meski begitu, beberapa jenazah sudah dipulangkan ke pihak keluarga. Enam ahli forensik dari Australia dikerahkan untuk mempercepat proses.

BACA JUGA: Samawi Aceh Kutuk Pelaku Penembakan Muslim di Selandia Baru

''Kami harus mengetahui penyebab kematian yang pasti untuk proses hukum ke depan. Tak ada yang lebih buruk dari memulangkan jenazah ke keluarga yang salah,'' ucap Deborah Marshall, kepala tim koroner.

Terkait penyelidikan, otoritas sudah menentukan Brenton Harris Tarrant, 28, sebagai satu-satunya tersangka. Tiga orang lain yang sempat ditahan pada hari penyerangan sementara ini dinyatakan tak terlibat.

BACA JUGA: Polri dan BNPT Perketat Pengawasan Terhadap Napiter di Indonesia

''Belum sampai pada kesimpulan. Kami harap beberapa hari lagi mendapat hasil yang pasti,'' tutur Komisioner Kepolisian Selandia Baru Mike Bush.

Tarrant, 28, warga Australia, tak punya rekam jejak kriminal sepanjang hidup. Namun, beberapa menit sebelum penyerangan, dia mengirim manifesto ke e-mail resmi Perdana Menteri Jacinda Ardern.

Namun, menurut Andrew Campbell, jubir Ardern, e-mail itu tak menyebut lokasi penyerangan dan tidak sampai ke tangan perdana menteri. ''Akun itu dikelola tim pemerintah dan belum disampaikan ke perdana menteri,'' ungkapnya. (bil/c18/sof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kimberly Ryder Kutuk Pelaku Penembakan di Selandia Baru


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler