TEHERAN - Suhu politik di kawasan Teluk kembali memanas. Ini terkait dengan ketegangan sebelumnya terkait dengan wilayah Selat Hormuz, perairan strategis selebar 54 kilometer yang terletak tak jauh dari Teluk Persia. Armada tempur Iran dan Amerika Serikat (AS) terlibat saling intai di perairan tersebut.
Mengutip sejumlah sumber informasi, Associated Press kemarin (15/2) melaporkan bahwa ketegangan meningkat lagi di Selat Hormuz ketika sejumlah pesawat dan kapal patroli Angkatan Laut (AL) Iran mengawasi dari jarak jauh kapal induk AS bertenaga nuklir USS Abraham Lincoln yang sedang melintas di jalur utama minyak dunia itu.
Kapal induk kelas Nimitz tersebut mengemban misi dan tugas sebagai pengganti kapal induk AS lainnya, USS John C. Stennis. USS Abraham Lincoln sengaja melintasi Selat Hormuz dari pangkalan Armada Ke-5 AS (US Fifth Fleet) yang berada di Manama, Bahrain, di kawasan Teluk Persia.
Saat kapal itu melintasi Selat Hormuz Selasa lalu (14/2), jet tempur maupun kapal patroli Iran langsung membayangi dari jauh. Menurut Associated Press, para awak Abraham Lincoln langsung siaga di depan senapan mesin kaliber 50 begitu melihat kedatangan kapal patroli Iran. Lalu, pesawat patroli udara Iran dilaporkan mengintai dan terbang tidak jauh saat USS Abraham Lincoln memasuki wilayah Oman. Sebuah kapal patroli lain Iran juga mengawasi dari jauh.
Selain mengerahkan kapal patroli secara reguler, Garda Revolusi (angkatan bersenjata Iran) sering mengoperasikan sejumlah kapal serang cepat di Selat Hormuz. Sebagian hanya dipersenjatai dengan senapan mesin, tetapi ada pula yang dilengkapi dengan rudal anti-kapal. Kapal-kapal itu susah dikenali karena gerakannya yang cepat seperti kapal-kapal penyelundup yang sering melintasi selat tersebut.
Tetapi, personel USS Abraham Lincoln mengungkapkan bahwa tidak sampai terjadi insiden apapun dengan kapal Iran saat itu. "Pemantauan dan pengintaian itu merupakan agenda rutin yang dilakukan AL Iran di Selat Hormuz," kilah petinggi militer AS. USS Abraham Lincoln pun bisa melintas dengan lancar di perairan yang dikontrol bersama Iran dan Oman tersebut. Dua kapal perusak mengawal USS Abraham Lincoln di depan dan di belakang. Sejumlah jet tempur juga memandu perjalanan kapal induk itu.
Meski kapal perang AS telah melewati selat itu selama puluhan tahun, pelayaran USS Abraham Lincoln kali ini justru begitu sensitif di tengah ketegangan antara Teheran dan negara-negara Barat terkait program nuklir Iran. Kali terakhir kapal induk AS USS John C Stennis meninggalkan wilayah Teluk dan melintasi Selat Hormuz akhir Desember lalu, Iran mengancam dan mengingatkan agar mereka tidak kembali lagi. Tetapi, USS Abraham Lincoln melintas pada 22 Januari lalu dan tidak terjadi insiden apa-apa.
Laksamana Muda Troy Shoemaker, komandan Gugus Tempur USS Abraham Lincoln, mengungkapkan bahwa pihaknya tidak melihat kedatangan kapal-kapal patroli AL Iran pada Selasa lalu (14/2). Dia menduga itu disebabkan gelombang laut yang tinggi.
Dia memerkirakan bahwa AL Iran sengaja mengawasi USS Abraham Lincoln saat melewati jalur utama tersebut sebelum melakukan transit. Termasuk, menggunakan radar di darat. Karena itu, dirinya tidak kaget dengan respons dari AL Iran tersebut.
"Kami (AL AS, Red) akan melakukan hal (pemantauan) yang sama jika di perairan lepas pantai AS. Hal itu sangat masuk akal. Kami sedang beroperasi di halaman belakang (wilayah) mereka. Meski kami telah melakukan pelayaran ini selama bertahun-tahun, tindakan mereka beralasan," paparnya.
USS Abraham Lincoln adalah kapal perang canggih yang berlayar memasuki wilayah Teluk bulan lalu bersama sejumlah kapal perang Inggris dan Prancis sebagai bentuk unjuk kekuatan (show of force) bahwa negara-negara Barat bersatu dalam menghadapi ancaman Iran.
Garda Revolusi Iran menyatakan berencana menggelar latihan angkatan laut dekat selat tersebut. Selat Hormuz punya peran sangat vital karena menjadi jalur utama lima negara eksporter minyak terbesar dunia untuk memasok ke seluruh dunia.
Dalam perkembangan lain, muncul kabar terbaru dari Iran terkait dengan program nuklirnya. Kemarin Teheran kembali mengumumkan soal perkembangan besar program nuklirnya. Negeri itu menyatakan akan memasang batang-batang bahan bakar nuklir produksi lokal ke reaktornya pada Rabu pekan depan (22/2).
Kantor berita pemerintah ISNA mengungkapkan bahwa Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad akan menghadiri acara pemasangan batang nuklir tersebut. Menurut ISNA, batang nuklir buatan sendiri adalah kemajuan dan prestasi besar dalam program nuklir Iran. Kabar tersebut bahkan sudah tersebar sejak bulan lalu ketika Kantor Berita Fars melaporkan bahwa Teheran telah berhasil membangun dan menguji coba batang nuklir buatan dalam negeri.
Batang nuklir dari uranium biasanya dipasangkan pada inti reaktor nuklir. Pengumuman Teheran tersebut terkesan ingin menunjukkan bahwa Iran mampu mengembangkan program nuklir di dalam negerinya.
"Karena negara-negara Barat enggan membantu, kami mulai melakukan pengayaan uranium hingga 20 persen untuk membuat batang bahan bakar nuklir," terang Ali Bagheri, deputi ketua Dewan Keamanan Nasional Iran, kepada kantor berita Rusia, RIA Novosti, Selasa lalu. (AP/CNN/AFP/cak/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Syria Siap Perang Lawan Assad
Redaktur : Tim Redaksi