Selat Sunda Jalur Alternatif Dunia

Sabtu, 14 Januari 2012 – 09:21 WIB

KALIANDA–Apresiasi positif dilontarkan Komandan Korem 043 Garuda Hitam (Gatam) Amalsyah Tarmizi, S.I.P. terkait megaproyek Jembatan Selat Sunda (JSS). Perwira berpangkat kolonel ini pun urun pemikiran. Dia menyarankan pemerintah pusat dan daerah tidak mengabaikan faktor lalu lintas laut. Utamanya menyangkut bobot dan ketinggian kapal-kapal dunia.

’’Tahun 2020 mendatang, jalur Selat Malaka sudah tidak dapat dilalui kapal-kapal berukuran besar. Karenanya diperkirakan, kapal-kapal dunia yang berbobot di atas 5.000 ton itu akan melintasi jalur Selat Sunda,’’ kata Amalsyah saat menghadiri acara silaturahmi dengan muspida dan tokoh masyarakat di aula Sebuku, rumah dinas bupati Lampung Selatan, kemarin.

Ia menjelaskan, penutupan jalur Selat Malaka itu terjadi karena penyempitan jalur laut. Sehingga tidak memungkinkan lagi kapal besar melintasi jalur selat yang berada di perairan Malaysia tersebut (Malaka, Red).

’’Otomatis jalur kapal-kapal besar dunia itu akan melalui Selat Hindia menuju perairan Selat Sunda. Nah mumpung desain teknis JSS belum dibuat, setidaknya pemikiran ini berguna,’’ ungkapnya.

Dijelaskan Amalsyah, sejauh ini kapal-kapal besar dengan ketinggian 75 meter dari permukaan air itu masih melalui perairan Aceh menuju Selat Malaka. Untuk itu, dengan penutupan jalur Selat Malaka, kemungkinan Selat Sunda yang dijadikan sebagai perlintasan.

’’Karenanya perlu diperhitungkan konstruksi pembangunan JSS itu. Baik ketinggiannya maupun kekuatan konstruksinya,’’ tandas dia.

Di sisi lain, Amalsyah menjelaskan, dengan dilaluinya jalur perairan Selat Sunda oleh kapal-kapal besar dunia, otomatis menambah peningkatan kemajuan Kabupaten Lamsel.

’’Untuk itu, pemkab dapat menangkap peluang tersebut. Sehingga bukan hanya perkembangan kemajuan pembangunan, tetapi juga untuk mendukung kemajuan perekonomian masyarakat,’’ tuturnya.

Sementara Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Lamsel Ir. Sutono, M.M. mengatakan, pemkab mendukung sepenuhnya pembangunan JSS. Apalagi, pembangunan itu nantinya berdampak pada perekonomian Lamsel yang notabene merupakan pintu gerbang Pulau Sumatera.

Sebelumnya, Menko Polhukam Djoko Suyanto mendukung sepenuhnya keinginan pemerintah untuk membangun JSS. Menurutnya, pembangunan JSS ditargetkan mulai 2014. ’’Akan dimulai dengan penancapan tiang pancang untuk jembatan itu pada tahun 2014,’’ paparnya.

Dijelaskan Djoko, meski Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur JSS sudah keluar, sampai saat ini Badan Pelaksana Pembangunan Jembatan Selat Sunda belum memperoleh desain teknis jembatan. Terlebih lagi, masih ada waktu dua tahun untuk merancang desain tersebut. (dur/c1/ary)
BACA ARTIKEL LAINNYA... RSUD Padang Belum Kantongi Izin Operasional


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler