Seleksi PPPK: Honorer K2 Tenaga Administrasi Menagih Realisasi Hasil Raker di DPR

Selasa, 08 Desember 2020 – 14:30 WIB
Nunik Nugroho, honorer K2 tenaga teknis kependidikan dari Magelang, dua tahun lagi pensiun. Foto: Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Koordinator daerah Perkumpulan Honorer K2 Indonesia (PHK2I) Kabupaten Magelang Nunik Nugroho berharap pemerintah mengakomodir tenaga teknis administrasi dalam rekrutmen pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).

Kalau tenaga teknis administrasi tidak bisa ikut seleksi PPPK 2021, paling tidak 2022 ada alokasi buat mereka.

BACA JUGA: Rekrutmen PPPK 2021: Disiapkan Posko Konsultasi Guru Honorer

Menurut Nunik, sesuai kesepakatan pemerintah dan Komisi II DPR RI, tenaga teknis administrasi diberikan kesempatan ikut tes CPNS maupun PPPK.

Kesepakatan tersebut harusnya diimplementasikan pemerintah dan bukan sekadar perjanjian.

BACA JUGA: Proses Pemberkasan NIP PPPK Berjalan, Semoga Bulan Ini SK Sudah di Tangan

"Waktu rapat kerja Komisi II DPR RI dengan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Tjahjo Kumolo dan Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Bima Haria Wibisana kan ada kesepakatan tenaga teknis administrasi diberikan kesempatan tes. Itu saja yang kami minta," kata Nunik kepada JPNN.com, Selasa (8/12).

Nunik yang usianya sudah 56 tahun dan bekerja sebagai tenaga administrasi di salah satu SMP negeri ini menambahkan, bila pemerintah tahun depan fokus pada tenaga pendidik, penyuluh, dan tenaga kesehatan, maka 2022 harus melebarkan formasinya. Jangan hanya fokus pada tiga formasi tersebut.

BACA JUGA: Titi Honorer K2 Bercerita Pengalaman Tes PPPK, Tolong Diperhatikan

Honorer K2 bukan hanya tenaga pendidik, kesehatan, dan penyuluh.

Dari 300 ribu lebih honorer K2 yang tersisa, ada 200 ribuan di antaranya tenaga teknis administrasi. 

"Sejak 2014 sampai sekarang tidak ada formasi buat tenaga teknis administrasi. Padahal rekrutmen CPNS dan PPPK tetap dilaksanakan. Mestinya ada keadilan yang diterapkan pemerintah," terangnya.

Nunik mengklaim, problem yang dihadapi daerah bukan hanya kekurangan guru, tenaga kesehatan, dan penyuluh.

Tenaga administrasi juga makin berkurang jumlahnya karena banyak PNS yang pensiun.

"Seharusnya pemerintah melihat kekurangan itu tidak hanya guru. Tenaga administrasi di sekolah itu sudah kekurangan sejak lama," ujarnya.

Mestinya, kata Nuni, dari 1 juta PPPK yang akan direkrut tahun depan, harusnya juga dengan administrasi.

Dikatakan, beban pekerjaan honorer K2 tenaga administrasi menumpuk tetapi tidak diperhatikan nasibnya. (esy/jpnn)

 

 

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler