Selidiki Keterkaitan Bom Vihara dengan 250 Dinamit Yang Hilang

Senin, 05 Agustus 2013 – 10:54 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Indonesia Police Watch (IPW) mengutuk aksi peledakan bom yang terjadi di Vihara Ekayana, Kebun Jeruk, Jakarta Barat, Minggu (4/8) malam.

Menurut Ketua Presidium IPW Neta S Pane, perbuatan tersebut jelas merupakan aksi teror yang sangat biadab, meski akibat yang ditimbulkan tidak sampai merenggut nyawa jemaah yang tengah melaksanakan ibadah.

BACA JUGA: Sarankan Aparat Cermati Pergeseran Sasaran Bom

"Perbuatan  ini dilakukan orang-orang yang tidak punya rasa kemanusiaan. Pelaku mencoba mengadu domba umat beragama. Di saat umat muslim sedang melakukan ibadah puasa dan sedang sibuk mempersiapkan Lebaran, aksi teror justru mereka tebar," ujarnya di Jakarta, Senin (5/8).

Untuk itu IPW, mendesak polisi segera mengungkap kasus tersebut hingga tuntas. Dan perlu memastikan apakah kasusnya memiliki keterkaitan dengan teror bom yang gagal diledakkan di Polsek Rajapolah, Tasikmalaya, Jawa Barat. Sebab ada kesamaaan dari komponennya yang terdiri dari bahan peledak, gotri dan paku.

BACA JUGA: Kemenag Sulit Revisi Kontrak Pemondokan Haji

"Pada 20 Juni 2013 lalu Polsek Rajapolah juga diteror bom panci. Sepertinya target pelaku hendak mengganggu ketenangan warga, sehingga orang-orang yang hendak mudik dan memersiapkan Lebaran dilanda kecemasan dan ketakutan," katanya.

Melihat dua kasus yang ada, Neta menyimpulkan pembuatan bom tidak sempurna. Artinya pihak yang membuatnya bisa saja orang yang sama dan sedang belajar membuat bom untuk menebar teror.

BACA JUGA: Angka Kecelakaan Mudik Melonjak

Kedua kelompok tersebut masing-masing pengikut Sigit Qurdowi asal Solo dan kelompok Santoso dari Poso. Sigit diketahui telah tewas dalam penyergapan beberapa tahun lalu di Solo. Namun diduga ia masih sempat merekrut puluhan pengikut karena diketahui  aksi teror bom bunuh diri di Polres Cirebon tahun 2011 lalu adalah aksi dari pengikutnya.

"Pertanyaannya kemudian adalah dari mana bahan peledak mereka? Apakah ada persamaan bahan peledak di Polsek Rajapolah dan di Viara Ekayana dengan 250 dinamit yang hilang (saat dikirim dari Subang ke Bogor akhir Juni lalu)? Jika tidak ada, masalahnya mungkin tidak terlalu mengkhawatirkan," ujarnya.

Namun jika ada, maka situasinya menurut Neta menjadi sangat mengkhawatirkan. Sebab peledakan yang gagal di Rajahpolah dan di Viara Ekayana bisa dinilai sebagai sebuah ujicoba yang bukan mustahil para pelaku sedang merencanakan sebuah aksi teror besar dengan bahan peledak yang cukup besar yang dimiliki.

"Untuk itu Polri harus segera mengungkap dan menangkap para pelaku agar hal-hal yang tak diinginkan tidak terjadi," ujarnya. (gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menkopolhukam: Teroris Menungggu Aparat Lengah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler