Selidiki Tweet Ancaman ISIS ke Gedung Putih

Minggu, 17 Agustus 2014 – 06:43 WIB
Gerakan ISIS. Foto: Getty Images

jpnn.com - BAGHDAD - Aksi biadab militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Iraq makin tidak terkontrol. Pejabat setempat memaparkan bahwa ISIS yang mengubah namanya menjadi Islamic State (IS) melakukan pembunuhan masal di Desa Kocho, di utara Iraq. Di desa tersebut, mereka membunuh puluhan orang yang sebagian besar adalah etnis sekte Yazidi.

"Kami mendapat informasi dari berbagai sumber di kawasan itu dan intelijen bahwa Jumat (15/8) konvoi IS yang bersenjata memasuki Desa Kocho," ujar pejabat senior Iraq, Hoshyar Zebari, kepada AFP.

BACA JUGA: Der Spiegel Ungkap Penyadapan Jerman ke AS

"Mereka bertindak kejam kepada Yazidi yang memutuskan untuk tidak meninggalkan rumah mereka. Ada sekitar 80 warga yang dibunuh dengan sadis oleh mereka," lanjut Zebari.

Harim Kamal Agha, pejabat senior dari partai Persatuan Patriotik Kurdi di Provinsi Dohuk, menyebutkan bahwa jumlah korban mencapai 81 orang. "Kaum perempuan ditangkap mereka dan dijadikan sandera," jelasnya.

BACA JUGA: Ukraina Periksa Bantuan Rusia

Salah seorang saksi dari kejadian tersebut, Mohsen Tawwal, menyatakan melihat dengan mata kepala sendiri mayat-mayat yang bergelimpangan di desa tersebut. Tawwal yang merupakan pejuang Yazidi menuturkan bahwa mereka sejatinya ingin menyerang IS.

"Kami menuju Kocho untuk membebaskan para warga. Tapi, kami terlambat. Di mana-mana ada mayat. Kami hanya bisa menyelamatkan dua orang. Selebihnya dibunuh dengan kejam," ucapnya.

BACA JUGA: Ketakutan Diteror Kucing Garong

Sayap IS cepat menyebar ke seluruh penjuru bumi. Selain di Iraq, teror IS menghantui di Amerika Serikat (AS). Dalam sebuah laporan disebutkan bahwa lembaga intelijen AS, Secret Service, sedang menyelidiki posting Twitter IS yang menampilkan gambar bendera militan tersebut di depan Gedung Putih di Washington, AS.

Dalam gambar yang di-posting pada 9 Agustus itu, terlihat seseorang menunjukkan gambar bendera IS di dalam layar telepon berlatar belakang Gedung Putih. Status yang tertulis dengan hashtag #amessagefromISIStoUS tersebut mengungkapkan bahwa mereka berada di negara bagian, kota, dan jalan-jalan AS. Pada tweet yang sama kemudian dihapus itu, tertulis bahwa ISIS menjadikan AS sebagai target selanjutnya.

Juru Bicara Secret Service Ed Donovan menyatakan kepada ABC News bahwa pihaknya memiliki divisi yang bertugas memperoleh informasi yang mengancam negara.

"Kami sudah mengetahui tentang tweet itu dan akan melakukan langkah konkret untuk menanggapinya," terangnya. (AFP/ABC/c14/tia)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Boko Haram Berulah Lagi, Culik 97 Pria Dewasa dan Anak


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler