BRABASAN - Polda Lampung masih terus menyelidiki insiden pembakaran gedung-gedung perkantoran di komplek Divisi I PT Barat Selatan Makmur Investindo (BSMI). Utamanya, menyangkut dugaan adanya pengerahan massa dari luar Lampung.
’’Ya. Kita masih mendalaminya. Yang pasti saat ini Tim Polda Lampung sudah menyebar intelkam dan reserse. Sedangkan kondisi disana sudah kondusif,’’ kata Kabid Humas Polda Lampung AKBP Sulistyaningsih.
Sulis-sapaan akrabnya- menambahkan untuk menjaga kondusifitas di wilayah tersebut, Polda Lampung sudah menurunkan sekitar 148 personil.
’’Tim Brimob sudah meluncur kesana, sebanyak satu kompi Brimob berjaga-jaga disana dibantu oleh Tim Gakkum (Penegak Hukum) Direktorat Kriminal Umum. Mereka akan kita tarik kalau (kondisinya) sudah normal,’’ katanya.
Terpisah, Komisi III DPR menuding terulangnya peristiwa pembakaran di Mesuji, Lampung, merupakan bukti persoalan belum tuntas. Ini juga bukti tim gabungan pencari fakta (TGPF) pimpinan Denny Indrayana gagal.
’’Persoalan dasar yang sekarang terjadi di Mesuji adalah sengketa lahan. Jadi pemerintah harus fokus pada persoalan tersebut. Kita tidak boleh membiarkan persoalan ini menjadi laten,’’ kata Anggota Komisi II DPR, Aboebakar Alhabsy, Minggu (26/2), di Jakarta.
’’Saya sudah menduga sejak awal, persoalan ini tidak bisa selesai dengan tuntas, karena saya belum melihat political will dari pemerintah,’’ tambah politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), itu.
Ia justru meragukan keseriusan pemerintah sesuai rekomendasi Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) pimpinan Wakil Menteri Hukum dan HAM, Denny Indrayana. ’’Pak Denny dan kawan-kawan hanya memberikan rekomendasi soal dampak yang timbul, seperti pemberian pengobatan, membantu pendidikan anak korban, atau pun memberikan perlindungan para saksi. Itu benar-benar tak subtantif, makanya saya meragukan political will mereka,’’ katanya.
Aboebakar juga heran dengan kebiasaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membentuk tim ad hoc yang lebih mirip pemadam kebakaran, termasuk daam kasus Mesuji.
Padahal, kata Aboebakar, jauh lebih baik bila pemerintah memanfaatkan organ yang telah ada semisal Badan Pertanahan Nasional (BPN), Kementerian Kehutanan, atau pun pemerintah daerah guna mencari solusinya.
Di sisi lain, Aboebakar juga menyayangkan fungsi intelijen polri yang masih kedodoran. ’’Kenapa masih terulang kembali pembakaran dan kerusuhan, kenapa tidak ada peningkatan kesiagaan, padahal kejadian ini di wilayah yang sama,’’ ujarnya.
Oleh karenanya, ia meyakini kasus Mesuji ini disebabkan kegagalan pendekatan persuasif oleh Pemda dan aparat kepolisian. ’’Barangkali mereka merasa tak dilibatkan oleh pemerintah pusat, karena yang dikirim adalah TGPF, bukan optimalisasi organ yang telah ada,’’ pungkasnya.
Pantauan Radar Lampung (Grup JPNN), pasca pembakaran kantor PT BSMI oleh ratusan orang tak dikenal, kondisi wilayah perkantoran BSMI kemarin sudah mulai kondusif. Agus Harahap, warga setempat mengatakan, hingga saat ini tak ada lagi pergerakan dari warga pasca pembakaran kantor. ’’Belum ada pergerakan lagi. Dan sepertinya sudah mulai kondusif,’’ katanya kemarin.
Menurut Agus, pada saat pembakaran terjadi oleh massa, kondisi kantor memang sudah tak ada lagi penghuni. Agus menambahkan adanya peristiwa pembakaran kantor BSMI tersebut disikapi oleh sebagian orang sebagai hal yang biasa saja. Sehingga, menurutnya masyarakat Mesuji tidak terlalu terpengaruh adanya aksi pembakaran tersebut. Di lokasi tempat kejadian perkara sendiri, garis polisi yang dipasang oleh Polres Tulangbawang masih tetap terpasang.
Diberitakan, Kompleks perkantoran PT Barat Selatan Makmur Investindo Kampung Fajar Baru Kecamatan Panca Jaya, Mesuji, Sabtu (25/2) dibakar ratusan orang tak dikenal sekitar pukul 10.30 menyerbu kompleks perkantoran Divisi I PT BSMI. Tak hanya menyerbu kompleks kantor, massa diduga melakukan pembakaran terhadap gedung-gedung yang ada di kompleks perkantoran tersebut.
Imbas dari pembakaran itu, sedikitnya 21 unit gedung yang terbakar. Sementara, untuk pembakaran tanggal 25 februari lalu, diperkirakan ada 13 gedung yang terbakar, belum termasuk kendaraan alat berat seperti eskavator yang juga ikut terbakar. (yud/wdi/jpnn/ary)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Status 1700 Guru Honor di Batam Masih Mengambang
Redaktur : Tim Redaksi