Layanan konseling keuangan Pemerintah Australia, National Debt Helpline, menyatakan banyak warga dari kalangan generasi tua saat ini tidak dapat memenuhi kewajiban cicilan atau sewa rumah.
Seorang staf konseling bernama Greg menjelaskan kepada ABC dalam 14 karirnya, dia belum pernah mengalami kesibukan luar biasa seperti saat ini.
BACA JUGA: Pangeran Harry Dan Meghan Markle Menantikan Anak Pertama
Wartawan ABC melihat Greg melayani seorang penelpon yang mengaku kehilangan pekerjaan dan bank kini menagihnya untuk membayar utang.
Greg memberikan berbagai pilihan kepada penelpon tersebut.
BACA JUGA: Perubahan Iklim Pengaruhi Perilaku Semut Dalam Mencari Makan
"Apakah Anda sudah bicara dengan pemberi pinjaman mengenai pengaturan pembayaran? Atau mengurangi kewajiban pembayaran, menunda pembayaran sampai Anda bekerja kembali?" tanya Greg.
Karen Cox dari Pusat Hukum Hak-hak Keuangan, yang menjalankan jasa konseling ini mengaku saat ini dia kekurangan staf untuk melayani meningkatnya jumlah penelpon.
BACA JUGA: China Paksa Pesepakbola Ikut Pelatihan Militer
National Debt Helpline kini telah menggunakan jasa pihak lain untuk menerima pengaduan yang semakin meningkat.
Penelpon umumnya terlilit permasalahan kredit yang tak bisa mereka bayar.
"Kami semakin banyak menerima pengaduan dari warga Australia yang lebih tua," ujar Cox.
"Sering juga kami mendapati orang yang baru mendapat kredit sangat besar, padahal usianya 50-an atau 60-an. Masa kreditnya ditetapkan 25 atau 30 tahun," katanya.
Praktek pemberian kredit semacam itu bisa mengarahkan generasi tua Australia terjerat masalah keuangan di hari tuanya.Usia di atas 55 tahun
Sementara itu layanan konseling keuangan dari badan amal Salvation Army, Moneycare, memperingatkan saat ini situasinya sudah berbahaya.
Pada tahun 2017/18, pengaduan masalah keuangan yang ditangani Moneycare meningkat 18 persen.
Secara khusus, banyak generasi tua berusia di atas 55 tahun yang terjerat "utang besar", yaitu tingkat utang lebih dari enam kali tingkat pendapatan tahunan.
Menurut konselor keuangan Kristen Hartnett, pengaduan warga dipicu oleh berbagai penyebab. Misalnya, mereka tak bisa lagi membayar pemanas air di rumahnya.
Ada juga, katanya, yang mengadu karena sudah sampai ke persolan hukum, atau karena mereka tidak mampu membayar tagihan bulannya.
Menurut Hartnett, proporsi orang berusia di atas 55 tahun yang mengadu ke Moneycare meningkat 37 persen selama 10 tahun terakhir.
"Orang memasuki usia pensiun, dan masih membawa utang besar dengan kredit KPR dan kartu kredit," jelasnya.
Ryan Felsman, ekonom dari lembaga keuangan Commsec, mengatakan generasi baby boomer yang berpendapatan rendah mengalami banyak kesulitan.
Mererka yang mengalami situasi ini, katanya, umumnya warga yang selama ini hidup dari bantuan pemerintah.
Parahnya lagi, menurut Christian Hartnett, tidak semua orang mau mengadukan permasalahan yang dialaminya karena merasa malu.
"Saya tahu ada orang yang mengambil tanggung jawab besar, hidup seadanya demi memenuhi kewajiban utang mereka," katanya.
Sebagai staf konseling keuangan, Greg, sudah terbiasa dengan hal tersebut.
Dia menerima telepon dari seorang wanita di pinggiran Kota Sydney.
Wanita ini berinisiatif membantu pasangannya karena tahu pasangannya itu dalam masalah keuangan serius namun tak meminta bantuan.
Seringkali pihak pria selalu mencoba memecahkan masalah keuangan sendiri, dan enggan melakukan pengaduna ke layanan yang tersedia.
Sementara menurut Karen Cox, dalam pengalamannya mengelola layanan konseling keuangan saat ini, dia memperkirakan ratusan ribu warga Australia saat ini kesulitan membayar kartu kredit dan cicilan KPR.
Banyak orang, katanya, yang merasa malu dan tidak mau mengakui mereka berada dalam kesulitan.
Dia mengatakan, banyak orang lain yang mengalami hal serupa sehingga hal terbaik untuk dilakukan yaitu meminta nasehat sedini mungkin.
Diterbitkan oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC Australia.
BACA ARTIKEL LAINNYA... PM Israel: Kita Ingin Miliki Hubungan yang Luar Biasa dengan Indonesia