"Hee yamko rambe yamko aronawa kombe
Hee yamko rambe yamko aronawa kombe
Teemi nokibe kubano ko bombe ko
Yuma no bungo awe ade
Teemi nokibe kubano ko bombe ko
Yuma no bungo awe ade"
Alunan lagu dan musik lagu khas Papua ini mengalun merdu dari sejumlah pengeras suara di bibir pantai Waisai Torang Cinta, Kota Waisai, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, Selasa sore (19/8). Lagu ini mengiringi hentakan kaki sekitar 400 pelajar asal Raja Ampat yang menari lincah di atas tembok dermaga pantai tersebut.
BACA JUGA: Targetkan Umur 25 Tahun Sudah Jadi Doktor
Mereka adalah siswa pelajar SD, SMP dan SMA di wilayah Waisai yang terpilih untuk mengisi acara budaya dan kesenian di kegiatan Sail Raja Ampat pada 23 Agustus mendatang. Menyambut kedatangan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Ani Yudhoyono.
Semangat terpancar dari wajah khas anak-anak Raja Ampat ini ketika melakukan tarian "Ikan" yang dilatih oleh budayawan sekaligus tim dari Kemendiknas. Meski sebagian di antara mereka tanpa alas kaki dan harus menginjak lantai dermaga yang kasar, toh latihan itu tetap dijalankan dengan sukacita.
BACA JUGA: Obat Aborsi Dimasukkan ke Kemaluan sembari Ngeseks dengan Pacar
"Kami senang nanti Bapak Presiden datang, jadi harus latihan sungguh-sungguh," ujar salah satu penari cilik bernama Elis pada JPNN.
Beberapa kali anak-anak ini harus mengulang latihannya karena belum bergerak seragam sesuai pembimbingnya. Apalagi, mereka terutama yang berbadan mungil cukup kesulitan ketika harus memakai maskot ikan besar sambil tetap berlari. Tapi ini demi memuaskan mata wisatawan yang datang sehingga lelah pun tak jadi soal bagi mereka.
BACA JUGA: Hario Kecik, Pejuang Surabaya yang Nasibnya Terabaikan
"Sudah biasa tidak pakai sendal, jadi kaki tidak sakit kalau lari-lari begini," ungkap Theus salah satu dari penari cilik.
Sementara itu salah seorang budayawan dan seniman Raja Ampat, Amir, sekaligus koordinator tari itu, mengaku tari ikan dipilih agar semua warga maupun wisatawan mengingat kewajiban menjaga kelestarian laut di Raja Ampat. Tari ini, juga dilengkapi dengan maskot naga yang cukup besar dan diusung tinggi oleh penari.
"Naga dipilih karena kami ingin ini semacam simbol bahwa naga itu melindungi, masyarakat harus juga menjaga apa yang jadi milik kita, terutama kekayaan alam," kata Amir.
Latihan ini, diakuinya, sudah berjalan cukup lama. Koreografer dan sutradara tarinya, didatangkan dari Yogyakarta. Untuk siswa yang duduk di bangku sekolah, sambungnya, mendapat izin libur untuk berlatih menari.
Antusias anak-anak diakuinya cukup besar. Buktinya mereka tetap rajin mengikuti pelatihan meski cukup sulit untuk mengikuti gerakan tari.
Latihan diadakan dari pukul 15.00 hingga pukul 18.00. Meski belum memakai kostum-kostum resmi, latihan tarian ini pun berhasil menghipnotis wisatawan yang menyaksikannya. Sejumlah wisatawan tampak mengabadikan dengan kamera video maupun foto tarian Ikan yang dibawakan anak-anak tersebut.
"Kami budayawan hanya khusus menyiapkan acara seniman. Saya juga siapkan tambur dan alat musik Papua. Lagu-lagunya kami yang modifikasi sehingga menarik," sambung Amir.
Rasanya sudah tak sabar ingin melihat tarian sesungguhnya ini saat puncak Sail Raja Ampat mendatang. Apalagi senyum khas anak-anak Papua ini mengingatkan kita bagaimana mereka terlihat merdeka dan bahagia dengan kesederhanaan di gugusan pulau cantik itu. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Awalnya Menilang, Kini Malah Tergila-gila
Redaktur : Tim Redaksi