jpnn.com - Pernikahan terkadang tidak seindah saat pacaran. Hal yang tampak indah semasa pacaran, bisa saja menjadi terlihat buruk ketika dua insan sudah terikat pernikahan.
Kalimat itu bukan untuk menakuti. Namun, itulah yang terjadi pada pada pasangan suami istri Donwori dan Karin -bukan nama sebenarnya- yang sedang dalam proses cerai di Pengadilan Agama Kelas IA Surabaya.
BACA JUGA: Gara-gara Nekat Menikahi Wanita Lebih Tua
Karin menuturkan, dirinya dan Donwori berpacaran cukup lama sebelum memutuskan menikah. Perempuan 26 tahun itu berpacaran dengan Donwori sejak awal duduk di bangku kuliah sampai sama-sama bekerja.
Semasa pacaran, kata Karin berkisah, Donwori adalah sosok penyayang dan penyabar. Itulah yang membuat Karin luluh.
BACA JUGA: Derita Batin Suami Pendiam akibat Istri Kebanyakan Permintaan
Eits... masih ada alasan lain. Karin menuturkan, Donwori juga sosok ganteng, rendah hati dan tidak pelit.
“Ya, karena saking baiknya itu saya mau dinikahi,” kata Karin.
BACA JUGA: Cerita Karyawati Toko Punya Selingkuhan Gara-gara Suami Pemalas
Namun, kebaikan Donwori hanya bertahan sampai setahun usia pernikahannya dengan Karin. Ketika usia pernikahan memasuki tahun kedua, Donwori mulai sering marah, tidak lagi penyabar, kasar, serta jadi sangat penuh perhitungan.
“Dia seperti bukan orang yang aku kenal. Banyak yang berubah,” lanjut Karin tentang suaminya yang berusia 2 tahun lebih tua itu.
Walakin, Karin menghadapi semua itu dengan kepala tegak. Sebab, ia merasa bahwa Donwori adalah laki-laki pilihannya.
“Risiko ditanggung penumpang,” sambungnya dengan muka sinis.
Karin menambahkan, Donwori tak lagi sensitif. Meski sudah punya momongan, Donwori lebih mementingkan bermain gim daring ketimbang mengasuh anak saat Karin sibuk.
"Kerjaanku akeh (pekerjaanku banyak, red). Sekali-sekali ya kepengin suami membantu urusan omah (rumah, red),” ucap Karin.
Ketika Donwori sudah asyik bermain gim, kesenggol sedikit saja langsung emosi, lebih-lebih saat kalah. Karin mengatakan, dahulu Donwori bersikap biasa saja ketika kalah main gim.
"Dia nggak sampai marah-marah kayak sekarang. Baru ketahuan setelah menikah ini, sudah punya anak malah enggak pengertian,” kata Karin dengan nada jengkel.
Karin menambahkan, Donwori juga tak memiliki rasa sungkan. Donwori yang tinggal bersama orang tua Karin justru tak tahu perasaan mertua.
“Ibu saya enggak berani ingatkan karena enggak enakan. Takut menantunya tersinggung,” jelasnya.
Sampai akhirnya ketika usia pernikahan sudah memasuki tahun ketiga, Karin mengaku sudah tak sanggup lagi. Dia mengibarkan bendera putih dengan mendaftarkan gugatan perceraiannya ke Pengadilan Agama (PA) Klas IA Surabaya.
Sebenarnya Donwori tak mau bercerai. Namun, Karin tak surut langkah.
Dalam posisi serbasalah itulah Karin meminta pertimbangan pada kedua orang tuanya agar memperoleh solusi terbaik. Pada akhirnya, perceraianlah menjadi jalan terbaik bagi Karin.
“Sudah enggak bisa lagi dipertahankan kalau punya suami enggak ada rasa tanggung jawab seperti itu,” pungkasnya.(Radar Surabaya)
Redaktur & Reporter : Antoni