HAURGEULIS - Banjir tak hanya merendam Jakarta. Sembilan desa di tiga kecamatan di wilayah Kabupaten Indramayu bagian barat (Inbar) juga ikut terkena musibah banjir. Sembilan desa yang terendam banjir adalah Sukajati, Cipancuh, Kertanegara dan Tumaritis, Kecamatan Haurgeulis.
Tiga desa lainnya berada diwilayah Kecamatan Anjatan, yakni Desa Anjatan Baru, Anjatan dan Wanguk. Dua lagi desa yang terendam banjir hebat adalah Desa Bugel dan Sukahaji, Kecamatan Patrol.
Di Kecamatan Haurgeulis, peristiwa banjir yang mulai terjadi sejak pukul 03.00 dini hari tersebut disebabkan karena saluran drainase tidak mampu menampung luapan air akibat intensitas hujan yang tinggi sejak sore dan beberapa hari sebelumnya.
“Curah hujan tinggi, sementara saluran drainasenya sempit jadi tidak mampu menampung air. Limpas akhirnya ke pemukiman warga,” ungkap Camat Haurgeulis, Dadang Rusyanto MSi.
Dari laporan yang diterima dari petugas Satkorlak PBA Kecamatan Haurgeulis, jumlah rumah yang terendam di empat desa tersebut mencapai ratusan unit dengan ketinggian air 40 sentimeter (selutut orang dewasa, red). Beberapa warga yang rumahnya tidak bisa ditempati sudah diungsikan ke rumah tetangganya yang aman dari banjir. Upaya evakuasi serta pengamanan lokasi banjir sendiri melibatkan jajaran pemdes, polisi dan TNI.
“Anggota Polri dan TNI dilibatkan. Baik proses evakuasi, normalisasi saluran drainase yang mampet sampai pengamanan lokasi banjir,” terang Dadang.
Selain rumah, ratusan hektare tanaman padi di Desa Cipancuh dan Tumaritis juga tergenang air. Jika tidak segera surut dalam tiga hari ke depan, tanaman padi akan mati dan petani dipastikan menderita kerugian ratusan juta rupiah.
Sementara itu, upaya penanggulangan banjir agar tidak meluas terus dilakukan pihak Muspika Anjatan. Di antaranya membongkar jembatan yang dinilai menghambat aliran air sehingga luapannya meluber kepemukiman penduduk. Sedangkan rumah yang terendam banjir, jumlahnya belum dipastikan. (kho)
Tiga desa lainnya berada diwilayah Kecamatan Anjatan, yakni Desa Anjatan Baru, Anjatan dan Wanguk. Dua lagi desa yang terendam banjir hebat adalah Desa Bugel dan Sukahaji, Kecamatan Patrol.
Di Kecamatan Haurgeulis, peristiwa banjir yang mulai terjadi sejak pukul 03.00 dini hari tersebut disebabkan karena saluran drainase tidak mampu menampung luapan air akibat intensitas hujan yang tinggi sejak sore dan beberapa hari sebelumnya.
“Curah hujan tinggi, sementara saluran drainasenya sempit jadi tidak mampu menampung air. Limpas akhirnya ke pemukiman warga,” ungkap Camat Haurgeulis, Dadang Rusyanto MSi.
Dari laporan yang diterima dari petugas Satkorlak PBA Kecamatan Haurgeulis, jumlah rumah yang terendam di empat desa tersebut mencapai ratusan unit dengan ketinggian air 40 sentimeter (selutut orang dewasa, red). Beberapa warga yang rumahnya tidak bisa ditempati sudah diungsikan ke rumah tetangganya yang aman dari banjir. Upaya evakuasi serta pengamanan lokasi banjir sendiri melibatkan jajaran pemdes, polisi dan TNI.
“Anggota Polri dan TNI dilibatkan. Baik proses evakuasi, normalisasi saluran drainase yang mampet sampai pengamanan lokasi banjir,” terang Dadang.
Selain rumah, ratusan hektare tanaman padi di Desa Cipancuh dan Tumaritis juga tergenang air. Jika tidak segera surut dalam tiga hari ke depan, tanaman padi akan mati dan petani dipastikan menderita kerugian ratusan juta rupiah.
Sementara itu, upaya penanggulangan banjir agar tidak meluas terus dilakukan pihak Muspika Anjatan. Di antaranya membongkar jembatan yang dinilai menghambat aliran air sehingga luapannya meluber kepemukiman penduduk. Sedangkan rumah yang terendam banjir, jumlahnya belum dipastikan. (kho)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Obat Jamkesmas Belum Lengkap
Redaktur : Tim Redaksi