BOJONEGORO - Bojonegoro masih kekurangan tenaga penghulu. Berdasar catatan Kemenag Bojonegoro, terdapat sembilan kecamatan yang saat ini belum mempunyai penghulu.
Kepala Seksi Bimbingan Islam Kemenag Bojonegoro Mahfuri menyatakan, jumlah penghulu nikah di wilayahnya memang masih minim. Hingga kini, sembilan kecamatan belum memiliki penghulu. ''Kekurangan tenaga penghulu di Bojonegoro terjadi sejak tahun lalu,'' jelasnya kemarin (21/3).
Menurut dia, sembilan kecamatan yang belum mempunyai penghulu itu adalah Kalitidu, Margomulyo, Tambakrejo, Sekar, Gondang, Bubulan, Kedewan, Kasiman, dan Malo. Jumlah penghulu di beberapa kecamatan juga belum ideal. ''Misalnya, di Dander yang seharusnya punya tiga penghulu, tapi hanya terisi dua,'' katanya.
Mahfuri menuturkan tidak bisa memenuhi kekurangan tersebut dengan merekrut tenaga baru. Sebab, penghulu tersebut harus berstatus pegawai negeri sipil (PNS). Penghulu diangkat dan diberhentikan oleh pemerintah pusat. ''Jadi, kami tidak bisa mengangkat penghulu sendiri,'' ujarnya.
Agar pelayanan nikah tetap maksimal, lanjut dia, Kemenag mengimbau pegawai pencatat nikah (PPN) untuk bersedia merangkap tugas penghulu. ''Untuk sementara, tenaga yang ada kami maksimalkan dulu,'' ucapnya.
Mahfuri menerangkan, kebutuhan penghulu setiap kecamatan memang berbeda. Ada kecamatan yang membutuhkan dua tenaga, ada pula yang memerlukan tiga penghulu. Hal itu disesuaikan dengan luas kecamatan tersebut. ''Jika kecamatannya luas, penghulunya harus tiga orang,'' tegasnya.
Dalam proses nikah, tambah dia, ada tiga petugas yang menangani. Yaitu, PPN, penghulu, dan modin. Yang menjadi PPN adalah kepala KUA masing-masing. Penghulu adalah pembantu PPN. ''Sedangkan modin itu kan di desa. Setiap desa harus ada satu modin,'' terangnya.(zim/JPNN/c18/dwi)
BACA JUGA: Angin Kencang, Pelabuhan Ketapang Tutup Lima Jam
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bawas Tiga Kali Tegur Direktur Operasional KBS
Redaktur : Tim Redaksi