jpnn.com, PADANG - Pelatih Semen Padang Syafrianto Rusli mengakui ada pengaturan skor pada Liga 2 2018 lalu.
Bahkan, Syafrianto juga mendapat tawaran untuk terlibat dalam praktik kotor itu.
BACA JUGA: Alasan Sismantoro Mundur sebagai Manajer PSS Sleman
“Namun, saya enggak mau meneruskan," kata penggawa Semen Padang pada era 1980-an itu, Minggu (30/12).
Syafrianto tidak menyebutkan apakah tawaran itu datang saat babak reguler, delapan besar, semifinal, atau partai final.
BACA JUGA: Polisi Turun Tangan, Komdis PSSI Bilang Begini
Menurut dia, ada pemain dan pengurus klub Liga 2 yang meminta poin (main seri) kepada Semen Padang.
Akan tetapi, permintaan tersebut tidak digubris. Manajer Semen Padang Win Bernadino membenarkan apa yang dialami Syafrianto.
BACA JUGA: Mengapa Johar Lin Eng Tidak Langsung Dipecat Saja? Heran deh
Win menjelaskan, sejak awal manajemen sudah memberikan pengertian kepada seluruh tim untuk membentengi diri agar tidak terlibat dalam pusaran busuk tersebut.
"Baru dua hari lalu Coach Syafri cerita itu. Enggak tahu, tawaran itu datang dengan nada bercanda atau serius. Yang jelas, kami tidak mau ikut ambil bagian," kata Win.
Bahkan, menurut dia, Semen Padang merasa dikerjai saat berjumpa PS Mojokerto Putra (PSMP) pada babak delapan besar.
"Saat away di Mojokerto, dua kali kami terkena hukuman penalti," ujar Win.
Komisi Disiplin (Komdis) PSSI pun menyambut positif pengakuan kubu Semen Padang.
Mereka berjanji melanjutkan investigasi terkait kasus pengaturan skor di Liga 2 dan 3.
Ketua Komdis PSSI Asep Edwin mengibaratkan kasus itu seperti halnya teori korupsi.
"Ibaratnya ketemu satu kecoa di satu tempat, bisa dipastikan ada puluhan lainnya di situ," terang Asep. (nap/c4/bas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PSS Sleman Terseret, Sismantoro Siap Dimintai Keterangan
Redaktur : Tim Redaksi