jpnn.com, JAKARTA - Salah satu tujuan terselenggaranya program jaminan kesehatan bagi sebuah negara adalah peningkatan akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Namun tantangannya adalah bagaimana menyediakan akses layanan kesehatan yang terjangkau, efisien, efektif serta berkeadilan.
BACA JUGA: BPJS Kesehatan Ajak Masyarakat Sampaikan Pengetahuan dan Penelitian Melalui Jurnal JKN
Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengungkapkan, saat ini Indonesia melalui Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) berupaya memastikan layanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat tersedia.
Skema pembiayaan yang diadopsi saat ini juga diharapkan dapat menjembatani kebutuhan kesehatan masyarakat dengan ketersediaan anggaran yang dimiliki pemerintah.
BACA JUGA: Terobosan Baru! BPJS Kesehatan Luncurkan Layanan Care Center 165
Gufron mengatakan, pihaknya tidak bisa menutup mata, kemajuan teknologi kesehatan dan layanan medis terbaru dapat membantu atas pemulihan kesehatan bahkan penyelamatan nyawa individu.
"Namun terhadap nilai dari efektivitas layanan serta kemampuan anggaran yang dimiliki masih menjadi area yang harus didiskusikan bersama. Semua pemangku kepentingan perlu dilibatkan,” kata Ghufron, saat membuka kegiatan webinar internasional bekerja sama dengan National Health Service (NHS) Inggris, Universitas Coventry Inggris, dan National Health Security Office (NHSO) Thailand di Jakarta, Rabu (15/9).
BACA JUGA: Dirut BPJS Kesehatan Ajak Masyarakat Tetap Olahraga Selama Pandemi Covid-19
Ghufron mengungkapkan, untuk menjawab isu terkait efektivitas layanan terhadap biaya ini, Program JKN-KIS mengadopsi sistem pembayaran mulai dari kapitasi, INA-CBG’s maupun fee for service bagi layanan-layanan tertentu.
Hal ini menunjukkan, Program JKN-KIS tetap menerapkan sistem belanja strategis sesuai dengan amanah perundangan yang berlaku.
BPJS Kesehatan terus mencari sistem yang tepat yang disesuaikan dengan kondisi perkembangan zaman.
“Untuk itu, melalui diskusi antarnegara dalam seminar internasional ini kami harap dapat menjadi ajang saling berbagi pengetahuan dan pengalaman antarpengelola jaminan kesehatan," ujar Ghufron.
Menurut Ghufron, hal ini juga sesuai dengan budaya BPJS Kesehatan yaitu sebagai learning organization, dan diharapkan dapat berdampak pada penguatan strategi dan kebijakan dalam Program JKN-KIS ke depannya.
Ghufron, saat ini juga terpilih menjadi Ketua Komisi Kesehatan atau Technical Commission on Medical Care and Sickness Insurance (TC HEALTH) International Social Security Association (ISSA) Periode 2020-2022 yang beranggotakan sekitar 160 negara.
Dalam seminar internasional tersebut, terdapat 2 sesi diskusi antarnegara, di antaranya bertemakan “Jaminan Kesehatan” yang membahas tentang tantangan, inovasi serta peningkatan kualitas layanan terutama penyesuaian akibat adanya pandemi Covid-19.
Sebagai pembicara adalah BPJS Kesehatan, National Health Service (NHS) Inggris serta National Health Security Office (NHSO) Thailand, dan dipandu oleh Universitas Conventry Inggris. (mrk/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
BACA ARTIKEL LAINNYA... BPJS Kesehatan Ujicobakan Aplikasi P-Care Vaksinasi Mobile di 10 FKTP
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Tim Redaksi, Sutresno Wahyudi