jpnn.com, JAKARTA - Tingkat keterisian ruang perawatan intensif (ICU) di sejumlah rumah sakit di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat dan Jawa Tengah meningkat menyusul terjadinya lonjakan kasus COVID-19 dalam beberapa waktu terakhir.
Hal itu dikatakan Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo dalam konferensi pers usai rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (23/11).
BACA JUGA: Doni Monardo: Sampaikan Bahwa Kami Akan Melakukan Tes Massal
“Sejumlah rumah sakit di Banten, Jawa Barat dan Jawa Tengah mengalami peningkatan di atas 70 persen untuk ICU. Sedangkan Jakarta keterisian ICU mencapai 69,5 persen. Tetapi ini pun harus bisa diupayakan untuk tidak bertambah lagi," kata Doni.
Doni mengatakan, dalam beberapa hari terakhir terjadi penambahan kasus COVID-19 yang signifikan.
BACA JUGA: Baliho Habib Rizieq di Kota Santri Ikut Dipreteli, Hendri: yang Melanggar Kami Tindak
Bahkan di DKI Jakarta, penambahan kasus mencapai 1.500 kasus per harinya.
“Beberapa hari terakhir terjadi penambahan kasus di sejumlah daerah. Bahkan di ibu kota negara mencapai kasus yang relatif lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. Dua hari lalu mencapai 1.579 dan kemarin 1.300-an,” jelasnya.
BACA JUGA: 15 Pasangan Lagi Asyik Berbuat Dosa di Dalam Indekos dan Kontrakan
Kepala BNPB itu mensinyalir salah satu penyebab penambahan kasus COVID-19 adalah libur panjang saat akhir Oktober 2020 lalu.
Pihaknya juga kini mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19 dari insiden kerumunan massa di Bandara Soekarno Hatta Tangerang Banten saat penyambutan Imam Besar FPI Rizieq Shihab, kemudian acara Maulid Nabi Muhammad SAW di Petamburan dan Tebet DKI Jakarta, serta di Megamendung Bogor, Jawa Barat pada kurun 10-14 November 2020.
“Sejumlah kasus yang ikut menambah terjadinya kasus selama libur panjang adalah kegiatan kerumunan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir. Terutama di wilayah Bandara Soekarno Hatta, di wilayah Kelurahan Petamburan, dan juga wilayah Slipi. Kemudian juga Tebet Timur, serta Megamendung,” ujarnya.
Di sisi lain, terdapat kabar baik dari penanganan COVID-19 di Indonesia. Menurut Doni, selisih kasus aktif COVID-19 di Indonesia dengan global sudah mencapai 15,65 persen.
"Terjadi selisih 15,65 persen kasus aktif Indonesia dengan dunia. Kasus aktif kita 12,78 persen, dan kasus aktif dunia 28,43 persen. Di sejumlah negara terjadi kenaikan kasus sangat tinggi," ujarnya.
"Demikian juga kesembuhan selisihnya sudah mencapai 14,83 persen, selisih yang sangat tinggi. Negara kita 84,03 persen dan kesembuhan global 69,20 persen," tutup Doni. (antara/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti