Sempat Takut dan Kurang Pede, Tabina Akhirnya Bisa Raih Emas di WSC 2017 Athena

Jumat, 04 Agustus 2017 – 20:22 WIB
Tabina Azalia Oktara. Foto: Mesya/jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Guru kencing berdiri, siswa kencing berlari. Pepatah ini menunjukkan betapa besar pengaruh guru terhadap pendidikan siswa.

Guru yang bisa mengajarkan dan melatih muridnya dengan baik, akan mengantarkan siswanya ke jenjang prestasi.

BACA JUGA: Kearifan Lokal Dusun Sungai Langer Diganjar Penghargaan dari Menteri Siti

Seperti itulah yang dialami Tabina Azalia Oktara. Siswi kelas 9 ini, awalnya takut dan kurang pede saat diminta ikut seleksi untuk World Scholar's Cup (WCS) 2017 di Athena.

Tabina memang belum lama bersekolah di SMP Global Sevilla yang pengantar utamanya bahasa Inggris. Berbeda dengan teman-temannya yang sejak SD bahkan TK sudah di sekolah SPK (satuan pendidikan kerja sama) tersebut sehingga bahasa Inggrisnya sangat baik.

BACA JUGA: Desakan Mundur Menguat, Prasetyo: Jangan Seperti Penonton Sepak Bola

Sebelumnya dia bersekolah di Lazuari yang materi bahasa Inggrisnya tidak terlalu banyak.

"Saya awalnya takut sekali dan nggak pede karena ini adalah kali pertama mengikuti kompetisi dunia WSC. Awal-awal seleksi saya harus bersaing dengan teman sekolah yang bahasa Inggrisnya sangat baik. Sementara saya kemampuan bahasanya pas-pasan," terang remaja berkacamata ini, Jumat (4/8).

BACA JUGA: Kajari Pamekasan Ditangkap KPK, Begini Pernyataan Tegas Jaksa Agung

Beruntung Tabina memiliki guru-guru yang hebat. Kemampuan bahasa Inggria Tabina melesat jauh sehingga dia bisa mewakili Indonesia mengikuti kompetisi dunia WSC 2017 di Athena. Tabina pun makin pede sehingga bisa meraih satu medali emas dan empat perak.

"Gak nyangka saya bisa juara. Ini berkat Mr Mark dan trainer di sekolah. Mereka mengajar kami dengan sempurna sehingga saya bisa lancar banget berbahasa Inggris," ucapnya.

Sementara itu Robertus Budi Setiono, direktur Global Sevilla School mengatakan, pihaknya menerapkan balanced education. Tidak hanya akademik, non akademik juga diutamakan. Siswa diajari berpikir computational thinking.

"Siswa diajari bagaimana melihat suatu masalah, menyelesaikannya. Pola pengajaran juga dua arah, siswa diajak aktif mengutarakan pendapatnya," tandasnya. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Catat, PKS Juga Bakal Perkarakan Victor Laiskodat


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler