Semua Pasangan Calon Klaim Diterror...Lah Pelakunya Siapa?

Rabu, 02 Desember 2015 – 07:20 WIB

SURAKARTA - Seakan jadi tradisi, masa kampanye pemilihan umum selalu diwarnai keluhan pasangan calon mengenai intimidasi dan teror pihak tak dikenal terhadap mereka. Pilkada serentak 2015 pun tak luput dari klaim-klaim semacam itu.

Contohnya di Kota Surakarta. Tiga pasangan calon yang akan berebut suara rakyat pada hari pencoblosan 9 Desember nanti sama-sama mengaku dapat teror dari pihak tak dikenal. Ketiga pasangan calon itu adalah Anung Indro Susanto-M Fajri (AFi), One Krisnata-Sunarto (Ok-To) dan pasangan incumben FX Hadi Rudyatmo-Achmad Purnomo (Rudy-Purnomo).

Diki Candra, konsultan tim pemenangan pasangan, mengaku mobil Grand Livina miliknya dirusak orang pada hari Minggu (29/11) lalu. Mobil bernomor polisi B 1835 WWK itu dilempar paving block sehingga  menyebabkan kaca belakang sebelah kanan pecah.

Peristiwa itu terjadi saat, Diki bersama istrinya sedang makan malam di rumah makan Dapur Solo kawasan Kerten, Kecamatan Laweyan. Sesaat setelah memilih menu, dia dikagetkan dengan suara kaca pecah di lokasi parkir kendaraan. 

Diki pun langsung keluar restoran dan mendapati kaca mobilnya sudah pecah dan berlubang. Di dalam mobil ditemukan sebuah paving block.

"Saya sempat melihat dua orang pelaku kabur dengan sepeda motor," ungkap Diki saat memberikan keterangan kepada wartawan di AFi Center Jalan Slamet Riyadi, Senin (30/11) malam.

Melihat kejadian yang dinilainya sebagai teror tersebut, Diki, yang pada pemilihan presiden lalu menjadi salah seorang tim sukses Joko Widodo segera menghubungi Ketua Tim Pemenangan AFi, Sugeng Riyanto. 

"Ini bukan teror yang pertama untuk tim AFi, sebelumnya juga ada teror saat kampanye door to door," tandas Sugeng.

Sebelumnya, melalui tim konsultan, AFi mengadakan pelatihan sebanyak 2.000 relawan yang sekarang sudah bergerak ke rumah-rumah.  “Kami kurang paham apakah teror ini terkait pergerakan itu. Tapi sangat sulit untuk tidak mengaitkannya dengan pilkada," tegas dia.

Klaim telah diintimidasi juga diungkapkan tim pasangan calon One Krisnata-Sunarto (Ok-To). Salah seorang tim penghubung Ok-To Dhedari Sutrasno menjelaskan, intimidasi terjadi ketika rombongan pihaknya dalam perjalanan menuju Taman Bermain Anak Tirtonirmolo di Hotel Galuh ,Prambanan, Klaten menggunakan kereta kelinci, Minggu (29/11).

Ketika itu rombongan dihadang sebuah mobil Avanza warna putih berisikan sebanyak 3-4 orang. Mereka mendesak agar rombongan tidak melanjutkan perjalanan ke Taman Bermain Anak Tirtonirmolo dengan alasan yang tidak jelas.

“Pakai atribut kampanye atau tidak, rombongan yang datang ke Hotel Galuh ya pasti pendukung kita (Ok-To),” urainya.

Kejadian itu telah dilaporkan via SMS ke panitia pengawas pemilu (Panwaslu) dan segera disusulkan laporan resminya. Meski begitu, dia pesimistis Panwaslu bisa menindaklanjutinya karena kerap laporan indikasi pelanggaran pemilu mentah.

Sementara untuk kubu Rudy-Purnomo,  intimidasi yang diterima tidak lah secara langsung. Namun sebuah acara yang digelar relawan pasangan yang didukung PDIP itu sempat disabotase

Relawan Jenggala yang akan mengadakan doa bersama gagal mendatangkan pembicara utama Pipik Dian Irawati atau akrab disapa Umi Pipik istri almarhum ustad Jefri Al Buchori. Sesuai jadwal, Umi Pipik seharusnya memberikan tausyiyah di hadapan jamaah Red Hijabers Community Solo di Grha Wisata Naga, Senin (30/11). 

Namun manajemen Umi Pipik menginformasikan bahwa mereka mendapatkan teror berupa pesan singkat terkait kehadirannya dalam acara doa bersama tersebut.

"Umi Pipik sudah di (hotel) Lor In. Sejak (Minggu (29/11) malam mendapatkan SMS berbau SARA (suku agama ras dan antargolongan," ujar Ketua Tim Pemenangan Rudy-Purnomo Putut Gunawan.

Merasa tidak nyaman dengan pesan singkat tersebut, manajemen Pipik melaporkannya ke panitia kegiatan dan direspons dengan diteruskan ke pihak kepolisian guna dilakukan pengusutan serta pengamanan khusus.

Namun karena merasa khawatir dan terancam, manajemen Umi Pipik memutuskan membatalkan menghadiri pengajian. "Sudah kita tawari pengawalan pihak kepolisian, tapi tetap tidak mau," tandasnya. (irw/din/ren/wa/dil/jpnn)

BACA JUGA: 21 Daerah Komitmen Cairkan Anggaran Pilkada Sebelum 5 Desember

BACA ARTIKEL LAINNYA... DPD Minta Perbankan Bantu Modal Alumni Magang Jepang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler