jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono mengingatkan pemerintah terkait kebijakan mengentikan operasional maskapai penerbangan domestik dan luar negeri. Pasalnya, kebijakan itu dikhawatirkan bikin maskapai nasional gulung tikar.
"Siap-siap airlines domestik Garuda, Lion Air gulung tikar. Dan kalau sudah gulung tikar akan sulit bagi airlines untuk bangkit kembali. Begitu juga usaha travel sudah pasti akan bangkrut juga," ucap Arief, Kamis malam (23/4).
BACA JUGA: Kapan Virus Corona Minggat dari Indonesia? Simak Hasil Uji Simulasi
Pernyataan itu merespons kebijakan pemerintah menghentikan penerbangan dalam dan luar negeri mulai hari ini, Jumat (24/4), hingga 1 Juni 2020 mendatang, guna mencegah penyebaran virus corona (COvid-19).
Tidak hanya maskapai penerbangan dan travel, ketua umum Federasi Serikat Pekerja (FSP) BUMN Bersatu ini juga memikirkan bagaimana nasib ratusan ribu pekerja di sektor tersebut.
BACA JUGA: Australia Luar Biasa, Semoga Cepat Menular ke Indonesia, agar Kita Bisa Bebas ke Mana Saja
"Pasti akan ada ratusan ribu karyawan dan stake holder penerbangan yang akan jadi korban PHK. Kredit macet perbankan di sektor industri penerbangan juga akan terjadi. Ini dipastikan akan bisa berpengaruh besar terhadap perekonomian Indonesia," lanjut Arief yang pernah bekerja di PT Merpati Nusantara.
Jebolan Fakultas Ekonomi Universitas Jayabaya ini memandang, penyetopan operasional penerbangan itu tidak seharusnya dilakukan pemerintah. Biarkan saja tetap berjalan dengan catatan diikuti penerapan protokol kesehatan.
BACA JUGA: Kabar Baik Update Corona 23 April 2020, Jatim Teratas, Jakarta Kelima
"Harusnya tidak perlu pesawat komersil di larang terbang, tetapi pengecekan di bandara diperketat dengan disiplin penuh saja untuk mencegah peredaran Covid-19. Semua pesawat harus disemprot disinfektan satu jam atau dua jam sebelum berangkat," jelasnya.
Kalau dilarang seperti itu, tambah Arief, apalagi untuk kurun waktu satu bulan lebih. Itu akan memukul industri penerbangan nasional.
"Dijamin airlines pasti bankrut. Wong sebelum Covid-19 saja sudah pada ngos-ngosan kayak garuda Indonesia yang jatuh tempo utangnya saja Rp500 milar di bulan bulan ini. Apalagi dilarang terbang. Ya bubar sudah," tandasnya. (fat/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam