Semua yang Melemahkanmu, Akan Menguatkanmu

Hasan Aspahani

Minggu, 25 Januari 2015 – 18:10 WIB
Hasan Aspahani. Foto: komunitasparagraf.files.wordpress.com

KORUPSI adalah penyakit yang merusak dan harus disembuhkan. Perilaku korupsi adalah candu yang melenakan. Upaya untuk melawannya adalah perjuangan yang akan makan waktu yang lama. 

 

BACA JUGA: Kabut dan Hawa Busuk Pers

Untuk itu, saya mendukungmu, KPK! Kita harus terus-menerus belajar berani, sebagai bagian dari perjuangan itu. Korupsi di nusantara sudah ada sejak zaman kolonial. VOC adalah badan usaha yang sangat korup! Perilaku itu ditiru oleh penguasa lokal.

Di zaman Orde Lama keinginan untuk membendung korupsi para petinggi negeri ini diwujudkan dalam sebuah perangkat peraturan bernama rada seram Undang-undang Keadaan Bahaya (tapi ada benarnya, korupsi memang membawa negeri ini ke jurang bahaya), dan lembaga yang disebut PARAN (Panitia Retooling Aparatur Negara. Lembaga ini dipimpin oleh tokoh militer yang amat disegani Abdul Haris Nasution.

BACA JUGA: Ayo, Bertarunglah, Petarung!

Nasution orang bersih. Di masa pensiun ia hidup dengan menulis buku dan gaji pensiun yang kurang. Ia tak punya rekening gendut. Juga tak berbisnis. 

Tapi Nasution dengan Parannya gagal. Pejabat tinggi itu, para menteri, melawan. Mereka melaporkan kekayaan masing-masing langsung ke Presiden, dengan dalih bahwa mereka hanya bertanggung jawab ke Presiden, bukan ke lembaga lain, sebaik apapun niat keberadaan lembaga itu. Ditambah dengan kekacauan politik yang menghebat pada masa itu, Nasution menyerah. Paran kalah. Paran tak bisa bekerja dan mengembalikan tugas mulia itu ke penguasa! 
 
KPK tidak boleh kalah!  

BACA JUGA: Yang Terlupa dalam Kebisingan Ini

Upaya Sukarno membersihkan negeri ini dari korupsi dicoba lagi lewat Operasi Budhi Lagi-lagi Nasution ditunjuk untuk memimpin pekerjaan ini dengan target menyeret dan mengadili koruptor. Lagi-lagi pekerjaan ini mendapat perlawanan yang hebat dan buntu! Operasi dihentikan dan Presiden Sukarno memimpin langsung Komando Tertinggi Retooling Aparat Revolusi (Kontrar). Niat ini pun mentok.

KPK tak boleh menemui jalan buntu! 

Adalah juga korupsi yang membuat pondasi Orde Baru rapuh dan rezim itu runtuh! Maka, tak cukupkah catatan sejarah ini semua menjadi peringatan kita untuk makin keras berjuang melawan korupsi? 

Karena itu, KPK, aku mendukungmu. Jangan takut, di negeri ini masih terlalu banyak orang bersih yang berani. Negeri ini tak boleh mengulangi lagi kebodohan dengan membiarkan korupsi meruntuhkan tiang-tiang bangunannya.  

Sejak dahulu, setiap upaya membersihkan negeri ini dari korupsi selalu mendapatkan perlawanan. Siapakah mereka yang melawan itu? Mereka yang belum bisa berhenti korupsi! Mereka yang masih ingin menikmati perbuatan itu. Mereka yang menghinakan diri mereka sendiri. Mereka yang ingin mencapai tujuannya dengan jalan itu. 

Dan mereka punya banyak variasi cara untuk melemahkanmu, KPK. Mereka lihai sekali untuk itu, karena terbiasa melakukan hal kotor dengan bungkus yang tampak bersih.  

Modus-modus korupsi, menguntungkan diri sendiri atau kelompok sendiri dengan memperdagangkan wewenang sesungguhnya sudah sangat klasik. 

Kalau kita baca novel Senja di Jakarta, Mochtar Lubis, kita bisa tertawa saja membaca kisah  seorang pegawai memperdagangkan lisensi impor lewat perusahaan gadungan yang dibikin oleh petinggi partai untuk kepentingan pendanaan partai. Novel itu ditulis oleh Mochtar di penjara. Dan dia dipenjara karena korannya mengibarkan bendera jihad melawan korupsi!

Lihatlah cerita itu, modus yang sama dilakukan lagi pada hari-hari ini bukan? Betapa basinya modus itu! Jadi, mari kita kasihani para koruptor itu. Mari kita kasihani kerakusan mereka. 

Resultan energi perjuangan melawan korupsi tak boleh mengendur. Para komisionermu boleh datang dan pergi, tapi selama korupsi belum enyah, maka KPK akan tetap dan harus tetap kuat. Setiap upaya melemahkanmu, adalah energi yang juga akan menguatkanmu.

Satu-satunya cara untuk meniadakan KPK adalah menghentikan sepenuhnya perbuatan itu. Bukankah ini adalah lembaga darurut? Lembaga sementara yang kita sepakati untuk kita bentuk karena lembaga-lembaga yang ada yang seharusnya membersihkan korupsi justru terbelit sendiri oleh penyakit itu?

Saya mendukungmu, KPK, juga mencintai Kepolisian, Pengadilan, Kejaksaan yang pasti juga sangat ingin menjadi bersih terbebas dari korupsi.  

Jakarta, 25 Januari 2015.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mau Jadi Subjek atau Objek MEA


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler