JAKARTA - Senjata yang digunakan sembilan anggota Kopassus pada penyerbuan ke Lapas Cebongan, Yogyakarta, ternyata tidak semuanya senjata asli. Berdasarkan pengakuan para pelaku kepada Tim Investigasi TNI AD, beberapa di antara mereka hanya menggunakan senjata replika.
"Serangan tersebut menggunakan enam pucuk senjata, tiga unit pucuk AK 47, 2 pucuk AK 47 replika, 1 pistol SIG Sauer replika," ujar Ketua Tim Investigasi, Brigjen TNI Unggul Kawistoro Yudhoyono dalam jumpa pers di Kartika Media Center di Jalan Abdurahman Saleh I No. 48, Jakarta Pusat, Kamis (4/4) sore.
Menurut Unggul, para pelaku menggunakan senjata replika karena terburu-buru untuk menjalankan aksi mereka. Pasalnya, aksi sembilan anggota Koppasus ini memang tindakan yang reaktif dan tanpa perencanaan sebelumnya.
Meski tanpa perencanaan dan hanya menggunakan senjata replika, tetapi operasi penyerangan dilakukan dengan sangat rapih. Unggul menilai hal ini tidak aneh karena para pelaku merupakan anggota pasukan elite.
"Saya kira sudah ulang kali bahwa kegiatan itu tidak direncanakan. Perlu kita ketahui, bagi masyarakat yang belum terbiasa lakukan akan berbeda," ujar Unggul.
Terkait penggunaan senjata AK 47 milik Kopassus, Unggul membantah anggapan kesatuan elit TNI AD itu telah kecolongan. Pasalnya, senjata itu tidak diambil para pelaku dari gudang penyimpanan.
"Senjata ini sedang digunakan untuk latihan. Untuk mendukung latihan, sehingga dia dengan leluasa membawa ke bawah. Tidak diambil dari gudang," terang Unggul. (dil/jpnn)
"Serangan tersebut menggunakan enam pucuk senjata, tiga unit pucuk AK 47, 2 pucuk AK 47 replika, 1 pistol SIG Sauer replika," ujar Ketua Tim Investigasi, Brigjen TNI Unggul Kawistoro Yudhoyono dalam jumpa pers di Kartika Media Center di Jalan Abdurahman Saleh I No. 48, Jakarta Pusat, Kamis (4/4) sore.
Menurut Unggul, para pelaku menggunakan senjata replika karena terburu-buru untuk menjalankan aksi mereka. Pasalnya, aksi sembilan anggota Koppasus ini memang tindakan yang reaktif dan tanpa perencanaan sebelumnya.
Meski tanpa perencanaan dan hanya menggunakan senjata replika, tetapi operasi penyerangan dilakukan dengan sangat rapih. Unggul menilai hal ini tidak aneh karena para pelaku merupakan anggota pasukan elite.
"Saya kira sudah ulang kali bahwa kegiatan itu tidak direncanakan. Perlu kita ketahui, bagi masyarakat yang belum terbiasa lakukan akan berbeda," ujar Unggul.
Terkait penggunaan senjata AK 47 milik Kopassus, Unggul membantah anggapan kesatuan elit TNI AD itu telah kecolongan. Pasalnya, senjata itu tidak diambil para pelaku dari gudang penyimpanan.
"Senjata ini sedang digunakan untuk latihan. Untuk mendukung latihan, sehingga dia dengan leluasa membawa ke bawah. Tidak diambil dari gudang," terang Unggul. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hutang Budi Jadi Motif Anggota Kopassus Serbu LP Cebongan
Redaktur : Tim Redaksi