Sensasi B-Fest Bakal Hadirkan Eksotisme Gandrung Sewu

Sabtu, 23 September 2017 – 11:42 WIB
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Foto: source for JPNN.com

jpnn.com, BANYUWANGI - Banyuwangi terus berkreasi menampilkan 72 sensasi pertunjukan seni budaya untuk menjadi magnet pariwisata kabupaten di ujung timur Pulau Jawa itu pada tahun ini. Salah satu even yang sudah menjadi ikon pariwisata Banyuwangi adalah Festival Gandrung Sewu yang akan digelar di Pantai Marina Boom pada 8 Oktober 2017.

Festival Gandrung Sewu menjadi bagian dari Banyuwangi Festival atau yang lebih dikenal dengan sebutan B-Fest. "Even ini merupakan salah satu even yang mempresentasikan kemegahan budaya Banyuwangi dengan menampilkan seribu lebih penari Gandrung di bibir pantai Banyuwangi," kata Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi MY Bramuda.

BACA JUGA: Changcuters Ajak Fan Berpesta di Festival Tanjung Lesung

Pria yang biasa dipanggil Pak Bram itu menjelaskan, Tari Gandrung adalah kesenian original yang lahir dan berkembang di Banyuwangi. Asal gandrung dari Bahasa Banyuwangi yang berarti gemar, tergila-gila, atau terpesona.

Gandrung merupakan bentuk kekaguman penduduk Blambangan yang agraris kepada Dewi Sri yang merupakan Dewi Padi.  "Jadi merupakan bentuk rasa syukur warga sehabis panen, acara ini sangat meriah dan menarik," bebernya.

BACA JUGA: Desa Wisata Mangir Tampilkan Potensi Seni Budaya dan Ritual

Bram menambahkan, awalnya tarian itu dimainkan penari pria dengan dandanan wanita. Tapi bersama berkembangnya Islam di Banyuwangi, Gandrung Lanang mulai pudar.

Kemudian muncullah Semi yang pada 1895 ditahbiskan juga sebagai gandrung wanita pertama. Sejak itu tari gandrung lebih dominan dibawakan oleh wanita daripada pria.

BACA JUGA: Jokowi Bakal Hadir pada Acara Puncak Sail Sabang 2017

Bram memaparkan, dalam perhelatan tahun ini, ini kolosal gandrung membawa sebuah tema Kembang Pepe. Diikuti 1048 penari, berbeda dengan tema sebelumnya, Kembang Pepe ini menceritakan perlawanan Gandrung saat melawan penjajah Belanda. Gandrung sebagai pertunjukan hiburan saat itu, juga sebagai alat penjebak para tentara Belanda kala perang tempo dulu tersebut.

"Beda dengan Seblang Lukinto tema kita tahun lalu. Tema Kembang Pepe ini lebih pada action Gandrung dalam melakukan perlawanan. Sementara Seblang Lukinto itu kepada strategi dan siasat sebelum perang berlangsung," tambahnya.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, keterlibatan masyarakat dalam Banyuwangi Festival sudah mulai tumbuh. Bahkan sejak Gandrung Sewu digelar pertama, masyarakat sudah sangat antusias terlibat dalam ajang ini.

"Banyuwangi Festival selalu melibatkan masyarakat. Berbagai acara ritual dan adat juga sudah masuk dalam program ini, silahkan terus kunjungi Banyuwangi, dan nikmati alam serta budaya kami," katanya. 

Anas menambahkan, Gandrung Sewu sudah menjadi atraksi spesial dikarenakan melibatkan lebih dari seribu penari. "Panggungnya panggungnya di bibir pantai, penontonnya puluhan ribu, acaranya dikemas dengan cara unik bersama tema yang  membumi. Aspek ini akan memberikan kebanggaan yang luar biasa bagi si penari Gandrung yang selama ini kebanyakan cuma tampil didepan penonton lokal," paparnya.

Gandrung juga dinobatkan sebagai ikon daerah dan bertepatan dengan HUT Kab Banyuwangi 2002, dikukuhkan juga sebagai maskot Banyuwangi dan telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Bukan Benda oleh Kemendikbud pada 2013. 

Di berbagai ruang saat ini dibangun patung penari Gandrung, menukar lambang diawal mulanya, ular berkepala Gatot Kaca. Juga di sekolah-sekolah, Gandrung jadi juga sebagai gerakan ekstrakurikuler yg diwajibkan

"Dan menjadi kebanggaan, Gandrung dua kali mendapatkan kehormatan tampil di perhelatan resmi kenegaraan seusai upacara Detik-Detik Proklamasi Ke-72 Kemerdekaan Republik Indonesia di halaman Istana Negara. Sebelumnya,diundang pada perayaan Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2016 lalu," tambahnya.

Sedangkan bagi Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, Banyuwangi bisa menjadi tujuan wisata dunia. Sebab, Banyuwangi telah memiliki daya dukung pariwisata yang memadai.

"Untuk Banyuwangi kami akan terus dorong agar pada 2019 bisa menjadi tujuan wisata dunia. Ritual adat seperti Gandrung Sewu ini unik dan layak sebagai salah satu daya tarik wisata di Banyuwangi," ujarnya.

Modal lain adalah soal akses menuju Banyuwangi, Menpar menegaskan, kini makin banyak pilihan di antaranya dengan penerbangan langsung rute Jakarta-Banyuwangi setiap hari.

"Selain itu, ada tiga penerbangan yang melayani rute Surabaya-Banyuwangi tiga kali dalam sehari. Fasilitas untuk wisatawan kian lengkap, ada homestay sampai hotel bintang empat," pungkas menteri asal Banyuwangi itu.(adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenpar Hadirkan Wonderful Indonesia di Indofest Australia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler