Sensasi di Ujung Bukit Parangendog

Sabtu, 16 Mei 2015 – 11:12 WIB
Penulis bersama istri menikmati pemandangan Parangendog. (Mas Edy Masrur for Jawa Pos)

jpnn.com - ANDA pernah mengunjungi Pantai Parangtritis, Jogjakarta? Bukit Parangendog tak jauh dari pantai terkenal itu. Hanya sekitar 1 km ke arah timur, tepatnya di perbatasan Bantul dan Gunungkidul.

Selepas Pantai Parangtritis, jalanan menanjak sekitar 500 meter. Tapi tenang, kendaraan bisa naik kok sampai tempat parkir. Tidak ada tiket masuk. Cukup bayar ongkos parkir. Dari tempat parkir, pengunjung cukup berjalan kaki tak sampai 5 menit, sampailah di bukit dengan view indah itu.

BACA JUGA: Misteri Lukisan Chaerul Saleh, tak Ada yang Berani Memajang

Dari puncak Bukit Parangendog, sejauh mata memandang, terhampar Pantai Parangtritis, Pantai Parangkusumo, hingga Pantai Depok. Buka hanya itu. Saya juga menikmati hijau hamparan pepohonan dan sawah serta perkampungan dari ketinggian.

Yang tak kalah seru, dari tempat tersebut, kita bisa melihat Gumuk Pasir yang juga terkenal itu. Semua serbakecil dan menyerupai maket saja. Hehehe...

BACA JUGA: Kisah Memilukan Korban Human Trafficking yang Berhasil Melarikan Diri

Sebenarnya, Bukit Parangendog adalah lokasi take-off paralayang. Karena itulah, bukit tersebut juga populer disebut Bukit Paralayang. Jika memang ingin uji nyali, tidak ada salahnya menikmati paralayang di tempat itu.

Lokasi pendaratan tepat di bibir Pantai Parangtritis. Kalau paralayang terlalu menantang, ada kok aktivitas lain yang juga membuat olahraga jantung. Berfoto di tepi beton yang terdapat di sisi barat bukit.

BACA JUGA: Detik-detik saat GKR Pembayun Gemetaran Duduk di Atas Watu Gilang

Saya awalnya mencoba duduk di sana sendiri. Sensasinya seru-seru sedap. Hehehe... Apalagi angin kencang yang berembus di kaki dan punggung bagaikan menggoda keseimbangan tubuh. Tapi, lama-kelamaan saya justru ketagihan.

Istri saya yang awalnya takut pun akhirnya berani mencoba. Dan, jadilah foto berdua di tempat ekstrem itu sebagai salah satu momen terindah kami. Hehehe...

Kunjungan terbaik di Bukit Parangendog, menurut saya, adalah sore sambil menunggu sunset. Pada siang, cuaca dijamin panas karena tidak ada tempat berteduh. Ketika pagi, mungkin view di bawah bukit agak gelap karena cahaya matahari pasti terhalang bukit.

Nah, saat sore, cuaca sudah bersahabat (asal tidak mendung atau hujan). Sunset-nya pun indah. Bahkan, jika Anda sabar, kabarnya, pemandangan after sunset juga memesona.

Namun, waktu itu saya terpaksa turun menjelang matahari tenggelam. Sebab, ada satu lokasi lagi yang membuat saya penasaran, yaitu Gumuk Pasir. Meski demikian, saya sudah cukup puas uji nyali di Bukit Parangendog.

Sedikit tip, jika ingin berlama-lama di sana, bawa minuman karena tidak ada pedagang di sana. Tapi ingat, jangan tinggalkan sampah. Kita ingin kebersihan dan keindahan lokasi itu tetap terjaga, kan? (Mas Edy Masrur PNS, Bojonegoro/*/c5/dos)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dinny Jusuf, Penyelamat Tenun Toraja yang Hampir Punah Jadi Produk Kelas Dunia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler