Sentilan dan Motivasi Ala OSO Kepada Generasi Muda Bangsa

Senin, 02 Oktober 2017 – 20:32 WIB
Wakil Ketua MPR Oesman Sapta saat sambutan pada acara Sosialisasi Empat Pilar MPR RI kepada tokoh masyarakat, tokoh agama, birokrat, mahasiswa dan pelajar se-Provinsi Kepri, di Tanjung Pinang, Senin (2/10). Foto: Humas MPR

jpnn.com, TANJUNG PINANG - Generasi muda bangsa Indonesia adalah penerus kepemimpinan bangsa, itu tidak bisa terbantahkan. Maju mundurnya bangsa Indonesia tergantung dari kualitas generasi muda, itu juga adalah fakta yang tak bisa terbantahkan. Intinya Indonesia membutuhkan generasi-generasi penerus yang berkualitas baik.

Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta melihat, untuk menciptakan generasi muda yang berkualitas maka dibutuhkan keteladanan yang berkualitas dan juga baik tentunya.

BACA JUGA: Ketua MPR: Tidak Boleh Ada Negara Agama di Indonesia

“Banyak sekali contoh baik dan buruk di negeri ini, yang saya maksud adalah, generasi muda harus mengambil contoh baik-baik jangan mencontoh yang buruk-buruk,” katanya, dalam sambutannya dalam acara Sosialisasi Empat Pilar MPR RI kepada sekitar 1.000 lebih peserta tokoh masyarakat, tokoh agama, birokrat, mahasiswa dan pelajar se Provinsi Kepulauan Riau, di Aula Kompleks Perkantoran Gubernur Kepulauan Riau, Tanjung Pinang, Senin (2/10).

Diungkapkan Oesman Sapta, untuk mencapai hal tersebut, kesadaran yang tinggi akan petingnya peran generasi muda di masa datang juga harus datang dari kesadaran diri generasi muda itu sendiri. Kesadaran untuk melatih diri menuju kualitas diri.

BACA JUGA: Lembaga Pengkajian MPR Tampung Gagasan Akademisi

“Generasi muda jangan berhenti berjuang. Generasi muda mesti terus menerus memperhatikan dan mempelajari tentang kehidupan,” ujarnya.

Oesman Sapta menceritakan pengalaman pribadinya yang sangat penuh perjuangan dalam meniti kehidupan baik pahit dan manis dahulu. Perjuangan seorang Oesman Sapta dimulai sejak masa remaja. Sejak kecil dirinya harus berjibaku dengan kerasnya dan ‘bengis’nya kehidupan.

BACA JUGA: OSO: Tidak Usah Permasalahkan Suku dan Asal-usul

“Saya waktu kecil untuk mencari uang harus berjualan rokok di seputaran pelabuhan. Lalu banting setir menjadi buruh pengangkut karet. Semua pahit dan getirnya kehidupan saya jalani dengan tak kenal kata menyerah. Itulah kehidupan harus dihadapi. Tapi, sedikit kritik kebiasaan generasi muda sekarang, kalau kumpul untuk sesuatu yang kurang manfaat banyak sekali dan antusias tapi kalau giliran mengaji responnya sedikit, kalau ke gereja responnya sedikit. Itu harus diubah, generasi muda Indonesia harus menjadi lebih baik,” ucapnya.

Satu lagi, menurut Oesman Sapta, satu hal yang sangat penting untuk dipelajari, pahami dan amalkan yakni Pancasila. Dalam Pancasila, bangsa ini tidak lagi mempersoalkan perbedaan, semua perdebatan soal beda-beda suku, agama, ras, bahasa, warna kulit sudah selesai.

“Intinya semua soal perbedaan bangsa ini jangan lagi diperebatkan dan menjadi konflik. Jangan mau kita diadu domba antar sesama bangsa Indonesia oleh para oknum-oknum ‘kurang ajar’ yang berniat menghancurkan bangsa kita dengan cara mengadu-ngadu kita sehingga berkonflik. Jangan sekali-kali kita terpancing,” imbuhnya.

Bangsa-bangsa asing, lanjutnya, selalu berusaha mencari celah bagaimana mengintervensi bangsa Indonesia terutama dibidang ekonomi. Tidak berhasil di ekonomi maka moral bangsa menjadi sasaran selanjutnya, dirusaknya moral anak-anak generasi bangsa salah satunya melalui narkoba.

“Itu yang harus diperhatikan, waspada dan hati-hati dalam bergaul. Sebab sekali lagi generasi muda adalah harapan bangsa penerus kepemimpinan bangsa. Terus pelajari dan pahami serta amalkan Pancasila,” tandasnya.(adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... MPR Sosialiasikan Empat Pilar di Pasar Induk Blora


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
MPR  

Terpopuler