JAKARTA - Pelemahan bursa saham Eropa dikhawatirkan masih membayangi pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan hari ini (13/3). Pada perdagangan sebelumnya (11/3) jelang hari libur Nyepi, IHSG terkoreksi sebesar 20,18 poin (0,414 persen) ke level 4.854,312. IHSG sempat menyentuh level tertingginya pada sesi pertama perdagangan di level 4.886,52.
Head of Research Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, untuk kembali ke zona hijau, IHSG membutuhkan sentimen positif yang mampu mendongkrak indeks. Padahal, indeks yang sarat pergerakan bursa dunia, saat ini bursa saham Eropa tengah mengalami pelemahan pasca Fitch men-downgrade utang Italia dengan ketidakpastian politik karena hasil pemilu yang tidak memunculkan pihak pemenang mayoritas. Kondisi ini dikhawatirkan tidak dapat membentuk pemerintahan yang stabil.
"Industrial production dan manufacturing production bulanan Inggris saat ini juga tengah mengalami penurunan. Sementara itu, dari bursa Asia, penguatan dibatasi melemahnya indeks saham Tiongkok setelah rilis penurunan retail sales (year on year) dan industrial production," jelasnya.
Kendati demikian, Reza menjelaskan, indeks tanah air masih memiliki harapan untuk menguat, mengingat bursa saham AS berlanjut positif pada perdagangan awal pekan lalu, di tengah sentimen negatif bursa Asia dan Eropa. Penguatan bursa saham AS tersebut diiringi oleh bullish-nya saham-saham teknologi dan perbankan.
"Sama seperti IHSG, indeks Dow Jones naik lima hari berturut-turut, dan kembali mencetak all time new high record," paparnya.
Reza pun memproyeksi IHSG pada perdagangan hari ini akan bertahan pada kisaran support 4.825-4.848, dan resistance di level 4.894-4.915. "Pelemahan yang terjadi tidak terlalu signifikan, bila dibandingkan dengan pelemahan pada pekan sebelumnya, sehingga potensi pelemahan besar-besaran belum terlalu terlihat," terangnya. Beberapa pertimbangan saham antara lain BMRI, CPIN, INDF, dan TRAM. (gal/dos)
Head of Research Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, untuk kembali ke zona hijau, IHSG membutuhkan sentimen positif yang mampu mendongkrak indeks. Padahal, indeks yang sarat pergerakan bursa dunia, saat ini bursa saham Eropa tengah mengalami pelemahan pasca Fitch men-downgrade utang Italia dengan ketidakpastian politik karena hasil pemilu yang tidak memunculkan pihak pemenang mayoritas. Kondisi ini dikhawatirkan tidak dapat membentuk pemerintahan yang stabil.
"Industrial production dan manufacturing production bulanan Inggris saat ini juga tengah mengalami penurunan. Sementara itu, dari bursa Asia, penguatan dibatasi melemahnya indeks saham Tiongkok setelah rilis penurunan retail sales (year on year) dan industrial production," jelasnya.
Kendati demikian, Reza menjelaskan, indeks tanah air masih memiliki harapan untuk menguat, mengingat bursa saham AS berlanjut positif pada perdagangan awal pekan lalu, di tengah sentimen negatif bursa Asia dan Eropa. Penguatan bursa saham AS tersebut diiringi oleh bullish-nya saham-saham teknologi dan perbankan.
"Sama seperti IHSG, indeks Dow Jones naik lima hari berturut-turut, dan kembali mencetak all time new high record," paparnya.
Reza pun memproyeksi IHSG pada perdagangan hari ini akan bertahan pada kisaran support 4.825-4.848, dan resistance di level 4.894-4.915. "Pelemahan yang terjadi tidak terlalu signifikan, bila dibandingkan dengan pelemahan pada pekan sebelumnya, sehingga potensi pelemahan besar-besaran belum terlalu terlihat," terangnya. Beberapa pertimbangan saham antara lain BMRI, CPIN, INDF, dan TRAM. (gal/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Layanan FACTA, Solusi Terbaru Kepatuhan di Lembaga Keuangan
Redaktur : Tim Redaksi