Polisi menemukan sajam tersebut di dalam bus yang ditumpangi pendukung Arema saat terjebak kemacetan di Gate 3 Tol Dupak, Kamis malam (6/3).
Mohalli mengungkapkan pisau sepanjang 35 cm itu dia bawa untuk berjaga-jaga. Selama perjalanan dari Malang ke Gresik, dia meletakan pisau itu didalam bus. Begitu pula pada saat pertandingan, dia tetap meletakan pisau itu. "Tidak saya bawa kemana-mana. Tetap dibagasi," katanya kemarin (8/3).
Penangkapan Mohalli itu merupakan upaya penyisiran anggota Polsek Asemrowo pada saat kondis pintu Tol Dupak sedang macet. Bus yang berisi 69 penumpang itu terjebak dalam kemacetan.
Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Anom Wibowo juga langsung masuk di dalam bus itu untuk inspeksi. Selain itu dia berdialog dan berbincang dengan para pendukung Arema.
"Awalnya tidak ada yang mengaku pemilik sajam itu," kata Anom. Namun, dia menjelaskan bahwa bila tak ada yang mengaku maka polisi tak akan mengawal para suporter itu keluar dari kemacetan. Imbasnya, bus tersebut bisa jadi sasaran amuk massa yang telah memblokir di KM 6.
Para pendukung itu pun mengajukan nama Mohalli. Pemuda itu pun mengaku sebagai pemiliknya. Dia bersama tiga temannya, Jamal, Firdaus, dan Bahtiar dibawa polisi ke Mapolres Pelabuhan Tanjung Perak.
Setelah penyisiran itu, beberapa polisi lantas mengatur agar bus itu bisa keluar dari kemacetan. Bus tersebut diarahkan kembali ke Gresik dengan pengawalan polisi. "Ternyata bus itu ketinggalan rombongan sebelumnya. Sopirnya tak tahu jalan alternatif ke Malang," kata Kapolsek Asemrowo Kompol Mustofa.
Dia mengungkapkan, selain berhasil mengevakuasi satu bus pendukung Arema itu ada pula bus lain yang diselamatkan. Bus tersebut sebenarnya berisi rombongan peziarah namun nomor polisi bus itu N yang identik dengan Malang. Bus tersebut sebelumnya dilempari batu oleh sekelompok pemuda yang menggunakan seragam kaus Bonek mania. (jun)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Politisi Sesalkan Bentrok Aremania vs Bonek
Redaktur : Tim Redaksi