jpnn.com - KUPANG - Seorang bocah berusia tujuh tahun meninggal dunia akibat digigit anjing rabies di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dinas Kesehatan Timor Tengah Selatan, melaporkan bahwa anak berusia tujuh tahun itu meninggal dunia setelah dirawat intensif di RSUD So’e.
BACA JUGA: Korban Gigitan Anjing Rabies Mencapai 139 Orang, Status KLB
“Korban meninggal dunia pada pukul 01.15 WITA subuh tadi di RSUD So’e,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Timor Tengah Selatan dr. Ria Tahun saat dihubungi dari Kupang, NTT, Rabu (28/6).
Hal ini disampaikan terkait perkembangan kasus rabies yang terjadi di Kabupaten Timor Tengah Selatan, dan bertambahnya jumlah korban meninggal dunia akibat gigitan anjing rabies.
BACA JUGA: Hari Rabies Sedunia 2022, 10 Ribu Dosis Vaksin Dibagikan
Ria menjelaskan bocah berusia tujuh tahun itu digigit pada 23 April 2023 saat sedang berlibur di rumah kakek dan neneknya di Desa Oelet, Kecamatan Amanuban Timur.
Menurut dia, berdasarkan kronologi yang diterima, korban selesai mandi berlari mendahului neneknya ke rumah.
BACA JUGA: Petugas Berikan 200 Vaksin Rabies Gratis ke Hewan Peliharaan di Mukomuko
Namun, saat sampai di depan rumah, tiba-tiba korban digigit anjing.
Anjing rabies tersebut menggigit paha sebelah kiri bagian luar, dan mengakibatkan luka cukup dalam.
Selain itu, di bagian punggung korban dicakar.
Nenek korban mengompres menggunakan air panas dan mengobati dengan olesan minyak kelapa.
“Setelah digigit korban sempat demam tiga hari, tetapi reda lagi demamnya, sehingga kembali ke Kota So’e dan kembali masuk ke sekolah. Di sekolah, guru membantu dengan mengoleskan luka korban menggunakan alkohol sehingga mengering setelah empat pekan,” kata Ria.
Akan tetapi, gejala rabies mulai muncul dan dirasakan korban pada 19 Juni 2023.
Diawali dengan sakit pinggang kiri dan di bagian perut, demam, kejang, mengigau, dan sulit tidur.
Menurutnya, korban sempat diurut, namun tak kunjung sembuh, sehingga dilarikan ke rumah sakit pada 25 Juni 2023 dengan gejala gelisah, sulit minum air, tidak bisa makan di sore hari, jika tertiup angin pasien menggigil kedinginan dan air liur terus mengalir.
“Anak ini digigit anjing pada April dan waktu itu belum tahu tentang rabies, selain itu juga tidak dilarikan ke RS untuk divaksin,” ujarnya.
Ria juga mengatakan lima orang korban yang digigit anjing rabies dan meninggal karena terlambat dibawa ke rumah sakit untuk divaksin, sebab merasa gigitan itu biasa saja.
Karena itu, dia berharap masyarakat harus menaaati aturan yang sudah dikeluarkan oleh bupati Timor Tengah Selatan dengan cara mengikat dan mengandangkan anjing yang belum terpapar. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi