MALANG - Pencuri yang satu ini sungguh bernyali besar. Dia beraksi seorang diri di mal, siang hari pula. Barang yang bisa dibawa kabur juga tidak main-main. Emas batangan seberat 6 kilogram (kg).
Emas-emas itu digasak dari toko emas Bulan Purnama di lantai 2 Matos, Jalan Veteran, Kota Malang, kemarin (20/2) pukul 10.45. Setelah mengambil barang incaran itu, dia berhasil menghindari kejaran penjaga toko dan kabur. Akibat peristiwa tersebut, pemilik toko emas Bulan Purnama rugi sekitar Rp 3,2 miliar.
Sebenarnya, saat itu Matos sudah cukup ramai. Hampir seluruh gerai dan kios di lantai 2 sudah buka. Begitu juga toko emas Bulan Purnama yang buka sejak pukul 10.00. Toko itu pun sudah dijaga lima pegawai. Mereka adalah Irawan, Tanto, Muri, Sunawan, dan Purnomo. Di toko tersebut juga ada Yuli Setio Catur Pamungkas, 25, orang kepercayaan Muklis Diagama, 34, pemilik toko Bulan Purnama.
Catur merupakan adik ipar Muklis yang dipercaya untuk mengelola toko tersebut. "Kami buka sejak pukul 10.00. Semua perhiasan sudah disiapkan di etalase," terang Catur kepada Radar Malang (JPNN Group) Senin (20/2).
Sekitar pukul 10.15 datang seorang pria berambut ikal. Dengan mengenakan kaus putih dan tas ransel hitam, pria yang diperkirakan berusia 30 tahun itu langsung masuk toko. Di dalam toko, pria yang memiliki wajah kearab-araban tersebut langsung menemui Irawan. Sebelumnya, pria itu sudah tiga kali datang ke toko tersebut. Malam sebelumnya dia juga sudah menghubungi Irawan untuk memesan enam batang emas 24 karat seberat 6 kg.
Dengan percaya diri, dia langsung meminta Irawan menunjukkan emas batangan yang dipesan malam sebelumnya. Tanpa rasa curiga, Irawan memberi tahu Catur bahwa pria yang hendak membeli emas batangan sudah datang. Saat itu juga Catur mengeluarkan emas batangan yang sudah disiapkan.
Emas murni 24 karat tersebut lantas diserahkan kepada Irawan yang sedang melayani pelaku. Oleh Irawan, emas itu ditunjukkan kepada pelaku. Enam batang emas tersebut dijajar di atas etalase. Selanjutnya, pelaku berpura-pura memeriksa satu per satu emas yang sudah ada di depannya. Dia kemudian menyusun enam batang emas tersebut untuk dijadikan satu. "Pelaku berpura-pura memastikan apakah emas 6 kilogram itu berat atau tidak," ungkap Catur.
Tanpa beban, pelaku memasukkan emas-emas itu ke tas ransel miliknya. Lalu, dia mengenakan tas tersebut di punggungnya. Saat itulah Irawan mulai curiga dan meminta pelaku segera membayar. Namun, pelaku langsung kabur. Dia keluar dari toko dan lari ke arah timur.
Saat itulah Irawan berteriak maling sambil mengejar pria tersebut. Begitu juga para karyawan lain toko Bulan Purnama, berusaha mengejar maling itu. Melihat dirinya dikejar penjaga toko dan satpam Matos, pelaku melepas alas kaki dan terus berlari kencang, lalu berbelok ke arah selatan. Dia menuju toko roti Bread Story, lalu masuk ke dalamnya.
Di toko roti tersebut pelaku hanya numpang lewat agar bisa keluar dari mal. Setelah berada di luar, pencuri itu lari dan melompati pagar depan Matos. Melalui taman di depan Matos, si maling menuju tempat parkir taksi. Di tempat itu sudah menunggu teman pelaku yang siaga dengan Honda Mega Pro. "Kami berusaha mengejar, namun pelaku lebih cepat," ungkap Catur.
Setelah kejadian itu, Catur menghubungi Muklis. Saat itu juga Muklis dan keluarganya datang. Kepada Radar Malang, Muklis menjelaskan bahwa enam batang emas tersebut baru masuk toko Bulan Purnama Matos pagi harinya. Sebab, sebelumnya pelaku memang sudah memesan melalui BBM milik Irawan. "Sebelumnya, emas tidak di sini. Karena akan ada transaksi, 6 kilogram emas kami bawa kemari," papar Muklis.
Kenapa langsung percaya kepada karyawan" Muklis menyatakan, Irawan sudah bekerja di Bulan Purnama sepuluh tahun. Selama ini Irawan berkelakuan baik dan jujur. Bahkan, warga Tajinan, Malang, tersebut tidak pernah membuat masalah.
Semua transaksi yang ditangani Irawan tidak terkendala. Selain itu, di toko Bulan Purnama Matos dipasang CCTV pada 16 titik. Semua pergerakan di seluruh sudut ruang kaca toko tersebut terpantau. Terlebih, Catur yang bertanggung jawab di toko itu sudah ada. "Kami serahkan semuanya kepada polisi. Semoga bisa segera diungkap pelakunya," ungkap Muklis.
Kasus pencurian tersebut, menurut Muklis, merupakan kasus terbesar yang terjadi di tokonya. Dulu, pada 2002 dan 2003, terjadi aksi serupa. Sejak saat itu, sudah tidak ada lagi pencuri yang beraksi di sana.
Kapolres Kota Malang AKBP Teddy Minahasa Putra menjelaskan, anggotanya sudah melakukan olah TKP dan meminta keterangan sejumlah saksi. Polisi kini mencari informasi tentang pelaku yang terekam CCTV. Dengan cara itu, Teddy mengharapkan pencuri bisa segera terungkap dan tertangkap. "Masih kami lidik dan sidik," ucap Teddy. (bb/jpnn/c11/nw)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Oknum Polisi Simpan Sabu
Redaktur : Tim Redaksi