Seorang guru asal Australia, Gabrielle Maina, tewas tertembak di ibukota Kenya, Nairobi.
Saksi mata mengatakan bahwa Maina saat kejadian sedang berjalan di kawasan Karen di kota itu ketika diserang oleh sejumlah orang bersenjata yang mengendarai sepeda motor.
BACA JUGA: Malaysia Tunjuk Perusahaan AS Cari MH370
Motif serangan tersebut belum diketahui, namun diyakini hal ini merupakan upaya perampokan.
Penembakan tersebut mengejutkan komunitas ekspatriat di Nairobi, terutama para siswa, guru dan orangtua murid dari Sekolah Internasional Hillcrest, tempat Maina bertugas sebagai kepala sekolah.
BACA JUGA: Kontroversi Tes Bahasa Syarat Jadi WN Australia
Perdana Menteri Malcolm Turnbull mengatakan, tampaknya Maina "terbunuh oleh luka fatal akibat tembakan saat perampokan pada tanggal 19 Oktober".
"Dia seorang guru. Kejadian ini memilukan. Doa kita, kasih dan ucapan belasungkawa kita sampaikan kepada keluarga dan orang-orang tercinta," kata PM Turnbull.
BACA JUGA: Ibu Yang Merasa Sejahtera Lebih Mungkin Melahirkan Bayi Laki-Laki
Skip Twitter TweetFireFox NVDA users - To access the following content, press 'M' to enter the iFrame. TWITTER: Tweet by Hillcrest Schools: Many things and people make us love Australia. For Hillcrest Preparatory School it is our Head Teacher Ms. Gabrielle Happy #AustraliaDay
Website sekolah tempat Maina bekerja menyebutkan dia tiba di Kenya pada bulan September 2015, setelah bekerja di New South Wales (NSW) Australia dan di negara lain.
Maina mengajar beberapa mata pelajaran, termasuk Bahasa Inggris, drama dan Bahasa Italia.
Maina berasal dari Armidale dan mendapatkan pendidikan di University of New England. Dia memiliki banyak rekan dan kolega di bidang pendidikan di NSW.
Dalam email yang ditujukan kepada orangtua murid, pihak sekolah tersebut menyatakan rasa sedih mendalam atas kematian Maina dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarganya.
Dikatakan bahwa guru yang sangat dicintai tersebut diserang setelah dia menitipkan anaknya di rumah seorang teman.
Polisi kini menyelidiki pembunuhan tersebut.
Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) menawarkan bantuan konsuler kepada keluarga Maina.
"Karena tanggung jawab menjaga privasi, kami tidak akan merilis rincian lebih lanjut," demikian pernyataan DFAT.
Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kerja Paksa di Sektor Perkebunan Australia Dinilai Mirip Perbudakan