"Ada anak berumur lima tahun yang juga sudah dinyatakan negatif. Kini si anak sudah tidak lagi berada di ruang isolasi," terang Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama.
Dia menegaskan, bocah berumur lima tahun dan pemuda 19 tahun tersebut bukan pasien flu burung. Keluhan dan gejala mereka sangat ringan. Namun, walau begitu observasi tetap harus dilakukan sesuai dengan standar penanganan flu burung mengingat keduanya pernah kontak dengan suspect flu burung yang meninggal.
Tjandra menambahkan, kewaspadaan terhadap flu burung wajib terus dijaga. "Sepanjang masih ada kasus flu burung pada unggas, maka kemungkinan penularan ke manusia masih ada walau penularan sangat tidak mudah terjadi," jelasnya.
Tjandra menyebut, langkah antisipasi yang saat ini dilakukan umumnya dilakukan pada unggas sebagai media penyebar virus flu burung. Juga dalam bentuk sosialisasi kepada masyarakat agar tidak melakukan kontak fisik terhadap unggas-unggas yang sakit maupun mati mendadak. Tjandra menegaskan, penularan flu burung dari unggas kepada manusia tidak secara mudah terjadi.
Tahun lalu, di Indonesia terdapat 11 kasus flu burung. "Jumlah kasus di dunia dan Indonesia terus menurun. Puncaknya kasus flu burung di dunia terjadi pada 2006. Saat itu, di dunia ada 115 kasus dan di Indonesia ada 55 kasus di tahun itu," bebernya. Tjandra memastikan, pihaknya sudah melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) ke lapangan dengan tetap menjalin koordinasi dengan Dinas Pertanian dan Peternakan maupun Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Pengawasan terhadap mereka yang melakukan kontak dengan korban juga sedang diawasi dan sudah diberikan obat pencegahan.
Pengawasan kepada suspect flu burung juga dilakukan dengan ketat. "Seperti contohnya satu anak yang dirawat di RS Persahabatan sekarang yang alhamdullillah hasil lab sampai sekarang adalah negatif. Analisa genetik virus kasus yang PCR plus juga dilakukan dengan seksama," tandas Tjandra. Untuk pasien yang sudah positif, selain pasiennya ditangani intensif di rumah sakit, maka virusnya akan dianalisa secara molekuler untuk melihat ada tidaknya mutasi.
"Sampai hari ini, virus flu burung belum bermutasi yang menyebabkan perubahan penularan, artinya virus flu burung menular dari unggas ke manusia, belum ada penularan antar manusia," jelas Tjandra. Sampai saat ini, korban di Jakarta Utara masih belum diketahui apakah positif terserang flu burung atau tidak. (tir)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 10 Hari, 30 Kasus Hepatitis A
Redaktur : Tim Redaksi