Seorang pria teknisi listrik berusia 42 tahun yang diduga membantu kelompok ISIS mengembangkan teknologi rudal canggih, ditangkap di wilayah Young, Canberra.

Haisem Zahab, seorang warga negara Australia, diduga telah meneliti bagaimana cara mengembangkan alat pendeteksi rudal laser untuk kelompok ISIS dan membantu kelompok ekstrim itu mengembangkan persenjataan rudal penghancur sendiri.

BACA JUGA: Seorang Caleg Disoroti Karena Bagikan Botol Anggur Saat Kampanye di Australia Barat

Kepolisian Federal Australia (AFP) sepanjang Selasa (28/2/2017) mengepung rumah tempat pria tersebut tinggal bersama dengan keluarganya, yang juga ada pada saat berlangsungnya penangkapan.

Komisioner AFP, Andrew Colvin, mengumumkan penangkapan -yang dilakukan setelah melewati proses penyelidikan selama 18 bulan- itu dengan didampingi Perdana Menteri Malcolm Turnbull dan Menteri Kehakiman Michael Keenan.
“Kami menuntutnya karena telah menggunakan internet untuk mendukung operasi ISIS,” kata Komisioner Colvin.
“Pertama, dengan dengan meneliti dan merancang perangkat peringatan laser untuk membantu memeringatkan masuknya rudal berpemandu yang digunakan oleh pasukan koalisi di Suriah dan Irak.”
“Kedua, kami juga akan menuntutunya karena telah membantu melakukan riset, merancang dan membuat model sistem untuk membantu upaya ISIS dalam mengembangkan kemampuan rudal berpemandu jarak jauh.”
Pria ini ditangkap di sebuah rumah di Kota Young, sebelah Barat Canberra selasa pagi (28/2/2017).

Supplied: Australian Federal Police

BACA JUGA: ELL: Penggunan Kata Fit dan Suit

Zahab dituntut dengan pelanggaran intervensi asing

Komisaris Colvin mengatakan, Zahab, yang merupakan seorang teknisi listrik terlatih, telah melakukan penelitian yang "cukup canggih".
Zahab -yang muncul di Pengadilan Lokal Young Selasa (28/2/2017) sore -dituntut dengan dua pelanggaran intervensi asing dengan ancaman hukuman maksimum penjara seumur hidup, dan satu tuntutan lainnya akibat gagal mematuhi perintah untuk membantu akses ke data.
Dia tidak mengajukan jaminan dan akan muncul kembali minggu depan di Pengadilan Lokal Parramatta.
Perdana Menteri Malcolm Turnbull mengatakan penangkapan ini tidak terkait dengan ancaman terorisme.

ABC News: Matt Roberts

BACA JUGA: Insiden Salah Sebut Pemenang Film Terbaik di Ajang Oscar 2017


Sementara itu PM Malcolm Turnbull mengatakan, penangkapan itu tidak terkait dengan ancaman teror langsung yang bersifat segera atau dalam waktu dekat, dan dilakukan dengan cepat untuk memperkuat usulan Undang-undang Anti-Terorisme dari pemerintah Koalisi.
"Polisi akan menyatakan bahwa individu ini, di pusat kota regional, telah bertindak dengan maksud untuk memberikan ISIS kemampuan teknis, dan kemampuan teknologi canggih, untuk mendeteksi dan mengembangkan rudal," kata PM Turnbull.
"Ini menyoroti bahwa terorisme, dukungan untuk kelompok teroris, dan ekstremisme Islam tidak terbatas pada kota-kota besar kita saja.”
"Bukti yang berhasil ditemukan sampai saat ini tidak melibatkan perencanaan serangan domestik yang bersifat segera."
Diterjemahkan pada pukul 16.30 WIB, 28/2/2017, oleh Iffah Nur Arifah dari artikel Bahasa Inggris disini.

Lihat Artikelnya di Australia Plus

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pollingnya Turun, PM Malcolm Turnbull Salahkan Tony Abbott

Berita Terkait