Sepak Bola Gajah, Komdis Lapor Ke FIFA Desember

Sabtu, 22 November 2014 – 10:31 WIB
Sepak Bola Gajah, Komdis Lapor Ke FIFA Desember. Foto FIFA.com

jpnn.com - JAKARTA - Komdis PSSI telah mengumumkan putusan sanksi kepada ofisial dan pemain dari PSS Sleman dan PSIS Semarang terkait sepak bola gajah, Kamis (20/11) lalu. Mereka pun langsung menindaklanjuti keputusan tersebut dengan melaporkan ke FIFA.

Laporan tersebut sudah dikirimkan ke FIFA, melalui Sekjen PSSI. FIFA sendiri sebelumnya sempat meminta kepada PSSI, untuk menjelaskan insiden sepak bola gajah. Selain itu, FIFA juga meminta agar PSSI bisa mengambil tindakan terkait kondisi tersebut.

BACA JUGA: Masalah Bertemu Masalah

Menurut Ketua Komdis Hinca Panjaitan, Pihaknya sudah menyiapkan jadwal untuk bertemu langsung dengan perwakilan FIFA.
'Saya ketemu FIFA 3 Desember di Kuala Lumpur,' ungkapnya.

Saat ditanya apa saja yang akan dipaparkan Hinca menyebut akan menjelaskan kerja keras PSSI mencegah perilaku buruk di sepak bola Indonesia.

BACA JUGA: Persebaya Panggil Pemain Timnas Garuda Jaya

Meski demikian, salah seorang pengurus klub yang pernah berurusan dengan Komdis, merasa apa yang dilakukan oleh lembaga penegak disiplin PSSI itu hanya klaim sepihak kepada FIFA.
'Sebenarnya banyak kasus yang berakhir sanksi seumur hidup, kemudian dibanding dan hasilnya hukumannya berkurang,' kata lelaki yang mewanti-wanti namanya agar tak dikorankan itu.

Kasusnya pun disebutnya tidak lebih berat dari yang ada saat ini. Dimana, pertandingan tersebut juga berusaha mencederai integritas sepak bola, dengan bermain tidak serius, dan tak memiliki niatan menang.

BACA JUGA: Queens Park Rangers, Klub Premier League yang Sulit Cari Kandang

Dia mencontohkan, kasus sanksi kepada Gusnul Yakin, yang sebelumnya disebut Komdis bertanggung jawab terhadap tim Persibo Bojonegoro saat kalah 0-8 dari Sunray JC Cave Sunhey, di Piala AFC 2013 lalu. Meski dihukum seumur hidup, ujung-ujungnya sanksi dicabut, dan Gusnul bisa kembali melatih.

'Kalau memang serius, ya jangan ada toleransi biar jera,' tutur lelaki yang pernah beberapa kali menangani tim ISL tersebut.

Untuk matchfixing, dia menilai harusnya tidak jalan di tempat. Sebab, langkah yang diambil Komdis sama seperti sebelum-sebelumnya, tapi sulit mendapatkan otak intelektual dibalik kasus yang ditangani.

'Ya kalau memang sangat serius, idealnya bisa kaya di luar negeri. Kerja sama dengan kepolisiannya, kasus matchfixing-nya masuk wilayah hukum. UEFA saja kerja sama dengan Interpol dan bisa, masa PSSI tidak,' ucapnya.

Hinca sendiri berencana untuk melakukan investigasi lanjutan. Namun, itu diserahkan kepada departemen integritas PSSI yang juga diketuainya, karena sudah menyangkut orang per orang yang ada di luar lapangan sepak bola. (aam)

BACA ARTIKEL LAINNYA... United Kangen Welbeck


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler