JAKARTA - Sepak bola sebagai olahraga terpopuler di Indonesia setiap tahunnya menghasilkan perputaran uang yang sangat besar. Jika disimulasikan, setiap musim sekitar Rp 1 triliun - Rp 1,5 triliun uang berputar dalam kompetisi sepak bola di tanah air.
CEO PT Liga Indonesia Joko Driyono, menyebut potensi besar itu diperkirakan dari pengalamannya selama mengurusi kompetisi Indonesia Super League (ISL). "Uang yang berputar cukup besar. Kalau disimulasikan, bisa mencapai Rp 1 triliun sampai 1,5 triliun setiap tahunnya," tutur Joko.
Perputaran itu diperkirakan dari besarnya dana tiap klub. Untuk ISL saja, tiap klub rata-rata menghabiskan Rp 20-30 miliar semusim, bahkan ada yang lebih. Itu sudah sekitar Rp 500 milar sendiri , belum termasuk klub-klub Divisi Utama.
Dana memutar kompetisi, sekitar Rp 150 miliar semusim. Kemudian dana lain menyangkut sponsor, televisi, iklan, merchandise dll, bisa mencapai Rp 500 milar lebih semusim."Belum perputaran uang dari suporter, serta berbagai pihak yang berkaitan dengan penyelenggaraan kompetisi dalam satu musim," tuturnya.
Hal itu juga diamini oleh CEO PT LPIS Widjajanto. Dia menyebut ditambah nilai dari penyelenggaraan IPL dan perputaran uang dari klub-klub, bisa jadi potensi uang menjadi lebih besar. Bisa melebihi nilai yang diasumsikan.
"Bicara potensi merujuk ke penonton. Jika semusim bisa 1 juta penonton, pemirsa TV per minggu bisa lebih dari 50 juta, bisa dibayangkan besarnya," ujar Widja.
Meski demikian, Joko menyebut jumlah itu belum bisa memasukkan sepak bola Indonesia sebagai industri. Meski animo suporter dinilai melebihi klub-klub Jepang, Korsel, ataupun Tiongkok. Apa yang didapat oleh klub belum setara dengan yang didapat klub-klub tersebut.
Dengan nilai perputaran uang itu menurut Joko masih jauh jika berkaca ke liga di Eropa. Alasannya, perputaran yang triliunan rupiah itu tak lebih dari kontrak satu-dua seorang pemain di Eropa.
"Bisa dibandingkan dengan mereka yang bisa mengontrak pemain dengan nilai ratusan miliar. Di sana sepak bola benar-benar menjadi industri. Sponsor mengalir, di Indonesia dengan jumlah itu masih jauh," ucapnya. (aam/ko)
Potensi keuangan di Sepak Bola Indonesia:
CEO PT Liga Indonesia Joko Driyono, menyebut potensi besar itu diperkirakan dari pengalamannya selama mengurusi kompetisi Indonesia Super League (ISL). "Uang yang berputar cukup besar. Kalau disimulasikan, bisa mencapai Rp 1 triliun sampai 1,5 triliun setiap tahunnya," tutur Joko.
Perputaran itu diperkirakan dari besarnya dana tiap klub. Untuk ISL saja, tiap klub rata-rata menghabiskan Rp 20-30 miliar semusim, bahkan ada yang lebih. Itu sudah sekitar Rp 500 milar sendiri , belum termasuk klub-klub Divisi Utama.
Dana memutar kompetisi, sekitar Rp 150 miliar semusim. Kemudian dana lain menyangkut sponsor, televisi, iklan, merchandise dll, bisa mencapai Rp 500 milar lebih semusim."Belum perputaran uang dari suporter, serta berbagai pihak yang berkaitan dengan penyelenggaraan kompetisi dalam satu musim," tuturnya.
Hal itu juga diamini oleh CEO PT LPIS Widjajanto. Dia menyebut ditambah nilai dari penyelenggaraan IPL dan perputaran uang dari klub-klub, bisa jadi potensi uang menjadi lebih besar. Bisa melebihi nilai yang diasumsikan.
"Bicara potensi merujuk ke penonton. Jika semusim bisa 1 juta penonton, pemirsa TV per minggu bisa lebih dari 50 juta, bisa dibayangkan besarnya," ujar Widja.
Meski demikian, Joko menyebut jumlah itu belum bisa memasukkan sepak bola Indonesia sebagai industri. Meski animo suporter dinilai melebihi klub-klub Jepang, Korsel, ataupun Tiongkok. Apa yang didapat oleh klub belum setara dengan yang didapat klub-klub tersebut.
Dengan nilai perputaran uang itu menurut Joko masih jauh jika berkaca ke liga di Eropa. Alasannya, perputaran yang triliunan rupiah itu tak lebih dari kontrak satu-dua seorang pemain di Eropa.
"Bisa dibandingkan dengan mereka yang bisa mengontrak pemain dengan nilai ratusan miliar. Di sana sepak bola benar-benar menjadi industri. Sponsor mengalir, di Indonesia dengan jumlah itu masih jauh," ucapnya. (aam/ko)
Potensi keuangan di Sepak Bola Indonesia:
- Klub ISL : Rp 20-30 miliar per musim/klub (belum termasuk Divisi Utama)
- Klub IPL: Rp 12 miliar per musim/klub (belum Divisi Utama)
- Penyelenggaraan
- ISL : Rp 150-an miliar / musim
- IPL: Rp 70- 100 miliar /musim
- Iklan, Sponsor, TV, Merchandise dll > Rp 500 miliar
- Asumsi total Rp 1-1,5 triliun, bahkan bisa lebih
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mou Sarankan Kaka Balik ke Milan
Redaktur : Tim Redaksi