Sepakat, Antam Beli Mayoritas Emas Produksi Freeport

Jumat, 08 November 2024 – 06:41 WIB
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas dan Dirut PT Antam Nicolas D. Kanter menandatangani perjanjian jual beli logam emas dalam signing ceremony di Jakarta, Kamis (7/11/2024). Foto: Dok. JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - PT Freeport Indonesia (PTFI) dan PT Antam bersinergi melalui penandatanganan perjanjian jual beli logam emas.

Dengan kesepakatan itu, Antam akan membeli sebagian besar emas yang diproduksi PTFI.

BACA JUGA: Dukung Proses Pemurnian, Linde Mulai Pasokan Gas Industri kepada Freeport

Kesepakatan tersebut diteken oleh Presiden Direktur PTFI Tony Wenas dan Dirut PT Antam Nicolas D. Kanter di Jakarta pada Kamis (7/11/2024) petang.

Menteri BUMN Erick Thohir dan Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung ikut menyaksikan penandatanganan kesepakatan yang digelar di Hotel Indonesia Kempinski itu.

BACA JUGA: MIND ID Buktikan Komitmen Hilirisasi, Smelter Freeport Indonesia di Gresik Resmi Produksi

Tony Wenas dalam sambutannya menyatakan Freeport telah menyelesaikan pembangunan smelter di Gresik, Jawa Timur.

Menurutnya, fasilitas peleburan dan pemurnian bijih tambang itu siap memproduksi emas batangan pada pekan kedua Desember 2024.

BACA JUGA: Bismillah, Jokowi Resmikan Produksi Smelter Freeport

“Total (emas yang diproduksi, red) 50 sampai 60 ton, tergantung bijih yang ditambang,” kata Tony Wenas.

Selanjutnya, PT Antam akan membeli 30 ton emas produksi PTFI. Nilainya sekitar USD 12,5 miliar atau Rp 200 triliun.

“Kalau Antam mau lebih (dari 30 ton emas, red), kami siap,” imbuhnya.

Penyandang gelar S.H. dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia itu menuturkan negosiasi antara PTFI dengan Antam untuk mencapai kesepakatan soal jual beli emas memang berjalan cukup panjang.

Akan tetapi, prosesnya tidak alot karena kedua BUMN itu bersepakat untuk bersinergi.

“Ini bukti kami serius,” tutur Tony Wenas.

Pada kesempatan sama, Nicholas D. Kanter mengatakan kesepakatan itu merupakan wujud nyata program hilirisasi dan industrialisasi berbasis sumber daya alam (SDA).

“Ini menunjukkan sinergi dan kolaborasi antarperusahaan (BUMN) yang berjalan baik,” beber Nicholas.

Pria berdarah Minahasa itu menambahkan dalam kesepakatan tersebut juga terbuka ruang jika Antam membutuhkan lebih banyak emas dari PTFI.

“Dalam agreement (perjanjian, red) ini kami sepakat (membeli) 30 ton, kalau butuh lebih, diprioritaskan,” ucapnya.

Adapun Yuliot Tanjung menyatakan kebijakan hilirisasi SDA selama lima tahun terakhir menghasilkan nilai tambah yang signifikan. Nilainya mencapai lebih dari Rp 1.000 triliun.

Dia pun merasa optimistis sinergi antara PTFI dan Antam akan memberikan manfaat lebih besar bagi perekonomian nasional.

“Dengan tidak impor, berarti devisanya tidak perlu keluar,” jelasnya.

Direktur Utama Mining Industry Indonesia (MIND ID) Hendi Prio Santoso meyakini kesepakatan antara PT Antam dengan PTFI akan menghemat banyak devisa.

Bos BUMN holding pertambangan itu mengungkapkan selama ini Antam mengimpor bahan emas dalam jumlah luar biasa.

“Nilainya (impor bahan emas) ratusan trilun. Ke depan tidak akan mengimpor lagi,” ujar Hendi.

Menteri BUMN Erick Thohir menambahkan, pemerintahan Presiden Prabowo Subianto terus mendorong hilirisasi untuk mewujudkan Indonesia yang berswasembada dan mandiri.

“Dengan kompleksitas dunia, kita harus melakukan improvement (peningkatan dan pengembangan, red),” tutup Erick Thohir. (jpnn.com)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler