jpnn.com - TIMIKA - Perseteruan antardua kelompok masyarakat di Distrik Kwamki Narama yang terjadi beberapa waktu lalu, berakhir.
Prosesi adat bakar batu, Sabtu (12/11) kemarin, menjadi tanda kesepakatan damai telah tercapai.
BACA JUGA: Jejak Juhanda, dari Lapas Tangerang Hingga Mengebom Gereja di Samarinda
Tokoh Adat Yumi Kogoya yang ditemui Radar Timika di sela-sela acara bakar batu itu mengatakan, bahwa prosesi acara bakar batu ini, merupakan rangkaian dari prosesi damai yang dilakukan masyarakat Jile Yale, Distrik Kwakmi Narama.
“Masyarakat sudah cukup sadar dan mau hidup damai, makanya saya selaku kepala suku laksanakan bakar batu ini,”tuturnya.
BACA JUGA: Detik-detik Pelaku Bom Gereja Dikepung, Dihajar di Perahu
Dia mengatakan, dengan adanya prosesi bakar batu ini, berarti pihaknya telah bersepakat untuk hidup damai, dan melakukan aktivitas seperti biasanya.
“Sudah bakar batu ini berarti kita hidup aman, panah yang masyarakat bawa semua sepakat untuk lepas, dan sudah bisa jalan seperti biasa,” kata Kogoya.
BACA JUGA: Speed Boat Angkut 29 Penumpang Alami Tabrakan Hebat
Selaku tokoh masyarakat dia meminta kepada aparat kepolisian apabila ke depan masih terjadi pertikaian antar kelompok masyarakat, maka pihak kepolisian harus mengambil tindakan tegas dengan penegakan hukum positif.
“Kalau memang masih ada yang perang lagi, polisi tangkap dan proses hukum. Karena kita di Jile Yale ini sudah mau hidup damai,”tegasnya.
(tns/adk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bacalah, Penjelasan Dokter soal Luka Balita Korban Bom Samarinda
Redaktur : Tim Redaksi