jpnn.com, YOGYAKARTA - Pemerintah Kota Yogyakarta mencatat jumlah pendatang sepanjang Maret 2020, baik dari luar daerah maupun luar negeri yang tiba di kota tersebut mencapai sekitar 550 orang dan tersebar di seluruh kelurahan.
“Data tersebut adalah data pendatang yang dilaporkan oleh kelurahan dan kecamatan. Sebagian besar adalah keluarga dari warga setempat dan mereka langsung masuk dalam daftar orang dalam pemantauan (ODP) terkait COVID-19,” kata Ketua Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Rabu (1/4).
BACA JUGA: Jokowi Berharap RS Darurat Pulau Galang Tidak Digunakan Masyarakat
Menurut Heroe, warga pendatang tersebut telah diminta melakukan isolasi secara mandiri di rumah selama 14 hari sebagai upaya pencegahan penularan virus Corona dengan pemantauan ketat dari puskesmas setempat.
“Ada empat warga yang pulang dari luar negeri. Satu di antaranya bekerja di kapal pesiar,” kata Heroe yang menyebut pendatang tersebut rata-rata patuh memenuhi ketentuan melakukan isolasi secara mandiri.
BACA JUGA: Jokowi Minta Kepala Daerah Tunduk dengan Aturan yang Dikeluarkan Pusat
Warga pendatang yang baru tiba di Kota Yogyakarta diwajibkan melapor ke RT/RW setempat dan pengurus wilayah menyampaikan pengumuman agar warga sekitar tidak menemui atau bertamu selama 14 hari ke rumah tersebut, sembari memantau kondisi kesahatan pendatang tersebut.
Jika selama isolasi, warga mengalami batuk, demam, flu, sesak nafas dan keluhan kesehatan lain maka diharapkan segera mendatangi puskesmas dan apabila membutuhkan rujukan maka akan dirujuk ke rumah sakit rujukan untuk penanganan COVID-19.
BACA JUGA: Update Corona 1 April 2020 Data per Provinsi, Lihat Angka di Jawa
“Saya kira, warga pendatang maupun warga Kota Yogyakarta sudah memiliki kesadaran untuk melakukan isolasi dan memeriksakan kondisi kesehatannya. Sepanjang Maret saja, ada lebih dari 9.000 warga yang memeriksakan diri ke puskesmas karena merasa mengalami gejala terinfeksi Corona. Jumlah tersebut belum termasuk warga yang periksa ke rumah sakit swasta,” katanya.
Hingga akhir Maret, di Kota Yogyakarta terdapat 308 ODP, dan 19 pasien dalam pengawasan (PDP) serta dua pasien yang positif Corona.
Selain melakukan isolasi secara mandiri, Heroe mengatakan, seluruh RT di Kota Yogyakarta sudah disemprot menggunakan disinfektan, bahkan ada beberapa RT yang disemprot hingga dua atau tiga kali.
Heroe juga memastikan, berbagai protokol kesehatan untuk pencegahan penularan COVID-19 juga sudah dilakukan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta, di antaranya memperpanjang kebijakan belajar dari rumah hingga 14 April serta melakukan kebijakan work from home untuk pegawai negeri sipil di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta.
“Upaya physical distancing terus dilakukan. Bahkan untuk pemenuhan kebutuhan pokok juga akan mengadopsi kebijakan tersebut yaitu dengan belanja online di pasar tradisional. Kami akan bekerja sama dengan ojek online untuk pengantarannya,” katanya. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fajar W Hermawan