jpnn.com, CIANJUR - Kematian seorang pria di kamar indekos di Desa Rancagoong, Kecamatan Cilaku, Cianjur, Jawa Barat pada Minggu (3/1) malam masih menjadi misteri.
Sementara kekasihnya dalam kondisi kritis dengan luka parah di bagian wajah dan kepala.
BACA JUGA: Sepasang Kekasih Berada di Kamar Indekos, Ita Terkejut, Teriak Histeris
Kasat Reskrim Polres Cianjur AKP Anton mengatakan pihaknya masih menunggu hasil visum dan autopsi terhadap korban.
Bahkan setelah dilakukan olah TKP, ada sejumlah barang milik korban yang hilang, sehingga pihaknya belum bisa memastikan motif dari kasus tersebut.
BACA JUGA: Tragis, Mahasiswa Tewas di Kawasan Puncak
"Kami belum bisa memastikan apakah ini pembunuhan atau tindak kriminal lainnya. Kami masih meminta keterangan sejumlah saksi-saksi dan barang bukti. Hingga saat ini, kami belum menemukan senjata tajam atau lainnya di TKP," katanya, Senin (4/1).
Hingga saat ini, sejumlah saksi termasuk pemilik kamar indekos sudah diminta keterangan, terkait ditemukannya sepasang kekasih yang diketahui sebagai pegawai koperasi, bersimbah darah di dalam kamar indekos.
BACA JUGA: Jelang Sidang Gugatan Praperadilan Habib Rizieq, Barakuda, TNI-Polri Sudah Siaga
Sang pria tewas di tempat dengan luka pada bagian kepala dan wajah, sedangkan perempuannya masih belum sadarkan diri.
"Untuk perempuan akan menjadi saksi kunci, namun saat ini kondisinya masih kritis. Korban menjalani perawatan medis di RSUD Cianjur, di bawah pengawalan petugas," katanya.
Sementara saksi mata mengungkapkan tidak mendengar suara gaduh atau teriakan dari penghuni indekos yang baru masuk satu hari sebelumnya.
Bahkan, warga dan saksi mata tidak tahu kalau kamar indekos yang terletak paling ujung itu sudah ada penghuni, karena selama ini kerap kosong.
"Saya sering melintas di kamar kos tersebut, kalau pulang ke rumah yang terletak di belakang. Saya tidak mendengar suara gaduh atau teriakan selama satu hari terakhir, hanya pada pagi hari saya sempat mendengar suara musik yang cukup kencang, tapi tidak tahu dari kamar yang mana," katanya. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti