Sepekan Air Ngadat Empat Kali, Warga Demo

Sabtu, 11 April 2015 – 01:14 WIB

jpnn.com - DAU  - Warga Oma Campus, RT 03 RW 10, Desa Landungsari, Dau, Kabupaten Malang, gerah dengan sikap pengembang perumahan.

Karena air di perumahan seringkali mati. Kalaupun mengalir, debitnya sangat kecil. Meski seringkali diprotes warga, tidak ada respon dari pengembang.

BACA JUGA: Gara-gara Jajan Cilok, Bocah Kelas 1 SD Tewas

Puncaknya kemarin, warga menggelar aksi protes di depan pintu masuk perumahaan. Puluhan warga membentangkan spanduk yang bertuliskan protes terkait kondisi air yang mengalir di perumahan tersebut.
 
“Air di sini sering mati, dalam satu minggu matinya bisa tiga-empat kali mati,’’ kata Ketua RT 03 RW 10 Desa Landungsari kepada Malang Post (Grup JPNN), kemarin.

Menurutnya, tidak lancarnya aliran air menuju Oma Campus salah satunya karena adanya pengembangan pembangunan perumahan.
 
“Sebelumnya tidak ada masalah soal air, tapi sejak ada pengembangan perumahan yang di bawah  kondisi aliran air di  tempat kami tidak lancar, sering mati, kalaupun airnya hidup debitnya sangat kecil’’ katanya.

BACA JUGA: Wali Kota Cantik Ini Luncurkan Simponie

Sunarto juga menyebutkan, krisis air di Oma Campus sudah cukup lama. Bahkan beberapa waktu lalu, warga juga sempat menggelar aksi serupa.

“Dulu sempat demo, dan air sempat menyala lancar, tapi hanya 1-2 minggu saja, kemudian kembali seperti ini,’’ katanya.

BACA JUGA: Cara Musnahkan Barang Bukti Ini Unik Seperti Bikin Jus Buah

Baginya, keberadaan air di perumahan tidak sekadar untuk keperluan mandi. “Banyak warga yang mengonsumsi air dari saluran air perumahan ini. Jika kondisinya begini, tentu kami sangat dirugikan,’’ urainya.

Dia juga mengatakan sempat menanyakan kondisi matinya saluran air tersebut ke pihak pengembang yaitu PT Lembah Permata Biru. Namun begitu, pihak pengembang selalu memberikan alasan.

“Katanya sedang ada perbaikan, ditanya lagi alasannya ada kebocoran. Banyak alasannya, dan kami tidak butuh alasan itu, kami ingin air di Oma Campus ini lancar,’’ katanya. (ira/aim)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kasihan... Tak Ada Harta Benda yang Bisa Diselamatkan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler