jpnn.com, JAKARTA - PT Pupuk Indonesia (Persero) telah menjalankan strategi dalam mengantisipasi persoalan pasokan gas di industri pupuk dan petrokimia.
Strategi tersebut di antaranya melalui program revitalisasi pabrik tua hingga optimalisasi penggunaan gas untuk bahan baku.
BACA JUGA: Pupuk Indonesia Dapat Penghargaan Dari Markplus Institute
Kepala Komunikasi Korporat PT Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana menuturkan langkah tersebut sejauh ini cukup efektif dalam mengurangi konsumsi gas pabrik-pabrik pupuk milik anak perusahaannya.
"Jadi revitalisasi pabrik ini selain menambah kapasitas, bertujuan juga untuk mengganti pabrik-pabrik tua yang sudah boros konsumsi bahan bakarnya dengan pabrik baru yang jauh lebih efisien," kata Wijaya.
BACA JUGA: Pupuk Indonesia Grup Sediakan 287 Ribu Ton Pupuk Non-Subsidi
Contohnya, kata Wijaya, ada pabrik yang sudah tua dengan rata-rata konsumsi gas mencapai 40 MMBTU, kemudian perseroan ganti dengan pabrik baru yang konsumsi gas nya hanya 26 MMBTU.
"Itu sudah penghematan yang cukup signifikan," ujar Wijaya.
BACA JUGA: Pupuk Indonesia Raih TOP Digital Award 2019
Selain itu, Pupuk Indonesia juga bisa menghemat konsumsi gas melalui optimalisasi pemakaian gas yang difokusnya hanya sebagai bahan baku.
Di mana sebelumnya gas tidak hanya untuk bahan baku produksi pupuk, tapi juga sebagai sumber energi utilitas pabrik seperti listrik, steamed, hingga uap.
"Kini utility-nya kami ganti dengan batu bara, sementara gas kami maksimalkan sebagai bahan baku," tandas Wijaya.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy