jpnn.com, JAKARTA - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane berharap publik tidak mengaitkan kesuksesan Bareskrim Polri menangkap Djoko Tjandra dengan bursa calon Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri).
Menurut Neta, saat ini ada beberapa pihak yang mulai bermanuver dengan mengaitkan penangkapan terhadap buron kasus korupsi pengalihan hak tagih Bank Bali itu dengan nama tertentu sebagai kandidat pengganti Kapolri Jenderal Pol Idham Azis.
BACA JUGA: Mahfud MD: Djoko Tjandra Bisa Menghuni Penjara Lebih dari 2 Tahun
"Dalam kondisi panas kasus Djoko Tjandra ditambah tertangkapnya buronan kakap itu, ada saja pihak-pihak yang mengkaitkannya dengan bursa calon Kapolri, padahal hal itu tidak ada kaitannya dan situasinya jauh panggang dari api," kata Neta melalui layanan pesan singkat kepada awak media, Sabtu (1/8).
Penulis buku Jangan Bosan Kritik Polisi itu menuturkan, penunjukan Kapolri merupakan kewenangan penuh presiden. Menurut Neta, presiden akan menilai kondisi aktual di masyarakat dan memilih figur yang pantas memimpin Polri.
BACA JUGA: Mas Arief Gerindra Puji Cara Negara Komunis Bendung Corona, Begini Analisisnya
"Bagaimanapun calon Kapolri yang akan diangkat presiden tentu melihat situasi aktual politik saat itu dan proyeksi situasi ke depan, yang semuanya sangat tergantung pada insting politik presiden maupun hak prerogatif presiden," beber dia.
Sebaiknya, kata Neta, semua pihak bersabar menunggu momentum pergantian Kapolri. Dalam penilaian Neta, urusan pergantian pucuk pimpinan Korps Bhayangkara itu baru dilakukan setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) merombak Kabinet Indonesia Maju.
BACA JUGA: Djoko Tjandra Tertangkap, Grup WA Senator Riuh, Nih Isi Obrolannya
"IPW menilai semua ini akan dilakukan presiden setelah new normal agar pemerintahan ke depan makin efektif dan stabilitas keamanan kondusif," beber dia.
Sebelumnya tim khusus yang dipimpin Kepala Bareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo memburu dan menangkap Djoko Tjandra di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (30/7).
Menurut Komjen Sigit, pihaknya telah memburu Djoko tak lama setelah taipan kelahiran 27 Agustus 1951 di Sanggau, Kalimantan Barat itu berulah.
“Atas perintah Kapolri (Jenderal Pol Idham Aziz, red) kemudian membentuk timsus (tim khusus, red). Secara intensif mencari keberadaan Djoko Tjandra,” ujar Komjen Sigit di Bandara Halim Perdanakusuma, Kamis.
Tim Bareskrim mengendus Djoko berada di Kuala Lumpur. Selanjutnya, Bareskrim menghubungi Polis Diraja Malaysia (PDRM).(ast/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan