jpnn.com, JAKARTA - Koordinator Wilayah Perkumpulan Honorer K2 Indonesia (PHK2I) Jawa Tengah Ahmad Saefudin menilai, gagalnya ribuan guru honorer melaju ke tahapan seleksi kompetensi bidang (SKB) CPNS 2019 gegara terlambat meng-upload sertifikat pendidik (serdik) merupakan modus pemerintah.
Tujuannya agar yang terakomodir adalah calon guru lulusan LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan).
BACA JUGA: Ribuan Guru Honorer Menangis jadi Korban Rekrutmen CPNS 2019
"Siapa sih yang enggak tahu kalau LPTK itu tiap tahun memproduksi calon guru sekitar 300 ribu orang. Sedangkan formasi guru CPNS yang disiapkan pemerintah tidak sebanyak itu," ungkap Ahmad kepada JPNN.com, Minggu (30/8).
Calon guru lulusan LPTK biasanya mendapatkan serdik. Sedangkan guru honorer yang nyata-nyata mengabdi harus mengikuti pendidikan profesi guru (PPG) baru mendapatkan serdik.
BACA JUGA: Komisi X Minta Guru Honorer Dapat Bansos Rp 600 Ribu, Ini Jawaban Mendikbud Nadiem
Masalahnya, kata Ahmad, guru honorer selalu dipersulit mendapatkan serdik ini. Akibatnya, banyak guru honorer terutama di sekolah negeri tidak ada serdik dan tidak pernah menikmati tunjangan profesi guru (TPG).
"Saya kok curiga ya, jangan-jangan modus pemerintah agar yang lulus CPNS 2019 formasi guru adalah tenaga pendidik muda, fresh graduate. Sedangkan guru honorer diarahkan jadi PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja)," tuturnya.
BACA JUGA: Mendikbud Nadiem Beri Kabar Gembira bagi Guru Hononer
Kasus yang menimpa guru-guru honorer yang gagal melaju ke SKB CPNS 2019 akibat belum melengkapi serdik, lanjut Ahmad, hanya sebuah upaya mengurangi peluang honorer menjadi ASN (PNS).
"Apa enggak aneh, guru-guru honorer itu sudah lulus PPG, kenapa juga LPTK tidak langsung menerbitkan serdik kawan-kawan apa lagi yang sudah lolos seleksi kompetensi dasar (SKD)," ucapnya.
"Menyedihkan hidup di negeri 1001 prosedural administratif yang bertele-tele. Jangan begitulah mainnya. Kasihan rekan-rekan guru honorer yang sudah lolos SKD," sambung guru honorer salah satu SMP negeri di Boyolali ini.
Pemerintah lanjut Ahmad, harus ada rasa empati kepada guru honorer. Mereka gagal bukan karena tidak mampu bersaing dengan pelamar fresh graduate tetapi aturan administrasi.
"Guru-guru honorer ini kan sudah lama pengabdiannya. Kenapa sih tidak diberikan waktu meng upload ulang serdiknya. Harusnya beri kesempatan mereka ikut SKB dulu. Jangan dipersulit begitu hanya untuk mengakomodir calon guru muda," pungkasnya.
Sebelumnya Ketua Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Dudung Nurullah Koswara mengungkapkan ada ribuan guru honorer gagal dalam rekrutmen CPNS 2019.
Gara-gara terlambat meng-upload serdik mereka tidak bisa melaju ke tahap SKB. PGRI pun mendesak pemerintah memberikan kesempatan kepada guru-guru honorer yang banyak di antaranya usia 35 tahun untuk meng upload ulang serdiknya.
"Mereka bukan tidak punya serdik tetapi LPTK yang terlambat memberikan sertifikatnya. Jadi seharusnya pemerintah memberikan kesempatan karena kesempatan mereka tinggal tahun ini," kata Dudung. (esy/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad