jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Dedi Kurnia Syah menilai kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang kerap melahirkan polemik merupakan bukti ketidakmampuan mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu mengelola ibu kota.
Karena itu, Dedi menyarankan Pemerintah Provinsi DKI dan kekuatan politik lainnya menunjuk sosok wakil gubernur yang selama ini kosong.
BACA JUGA: Pengusaha Hiburan Malam Kecewa Anies Keok Ditekan Ormas
"Ini juga bisa dibilang imbas dari kekuasaan Anies yang tidak terbagi dengan wakil gubernur, sehingga keputusan tidak pernah benar-benar melalui pembicaraan yang matang," kata Dedi kepada JPNN.com, Selasa (17/12).
Dedi menerangkan sejumlah kebijakan yang dilahirkan oleh Anies kerap blunder dan selalu mengingkari janji kampanyenya. Dedi menilai Anies hanya pintar beretorika, tetapi tidak mengeluarkan kebijakan yang benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat Jakarta.
BACA JUGA: Dedi: Anies Baswedan Gubernur Labil, Hanya Bisa Retorika
Lebih lanjut kata Dedi, cara Anies mencabut penghargaan kepada Colloseum 1001 merupakan contoh nyata ketidakmampuan memimpin sendiri.
"Kondisi ini memperlihatkan kepada publik, bahwa tidak selalu kesantutan itu beriring dengan kebijakan yang bijak. Anies hemat saya memerlukan wakil yang bisa membuat kebijakan lebih berimbang dan matang," kata Dedi.
BACA JUGA: Lepas Tanggung Jawab soal Diskotek Colosseum, Gubernur Anies Salahkan Anak Buah
Dengan adanya wakil gubernur DKI, kata Dedi, Anies yang tak paham mengeluarkan kebijakan prorakyat bisa terbantu. Dia menyarankan pendamping Anies benar-benar tahu kebutuhan masyarakat dan punya integritas.
"Anies tidak mengesankan bila sendiri, Anies justru terkesan tidak memiliki kecakapan bekerja dalam tim. Bisa kita lihat catatan kinerja Anies yang lebih banyak hasilkan polemik, itu penanda jika cara kepemimpinan Aniea tidak tertata dengan baik," tegas Dedi. (tan/jpnn)
Tonton! Anies Baswedan nonaktifkan pejabat yang terlibat kasus honorer K2 masuk selokan:
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga