Sepertinya Ini Misi Khusus Moeldoko dan Agum dari Jokowi

Senin, 22 Januari 2018 – 12:12 WIB
Presiden Jokowi melantik Jenderal (Purn) Moeldoko sebagai Kepala Staf Kepresiden di Istana Negara, Rabu (17/1). Foto: Biro Pers

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago menduga Presiden Joko Widodo (Jokowi) punya tugas khusus untuk dua mantan petinggi TNI, Moeldoko dan Agum Gumelar yang kini masuk lingkar istana. Tugas khusus terkait dengan persiapan Jokowi menghadapi Pemilu Presiden (Pilpres) 2019.

Dengan masuknya Moeldoko dan Agum, saat ini setidaknya ada empat jenderal purnawirawan yang berada di lingkaran dekat Jokowi. Dua nama lainnya adalah AM Hendropriyono dan Luhut B Pandjaitan.

BACA JUGA: Presiden Dipastikan Membuka Kongres PMKRI di Palembang

"Saya yakin, langkah presiden menggandeng Luhut, Hendropriyono, Moeldoko dan Agung Gumelar punya insentif elektoral. Paling tidak untuk mengunci dan membatasi ruang gerak, atau semacam mengantisipasi jika lawan politik mengusung dari tokoh militer," ujar Pangi kepada JPNN, Minggu (21/1). 

Direktur Eksekutif Voxpol Centre ini lantas menyebut nama mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo yang kemungkinan akan maju sebagai calon presiden ataupun calon wakil presiden. Sebab, selama ini Gatot terlihat bermanuver untuk mendongkrak namanya di publik.

BACA JUGA: Presiden Ingin Petani Jual Hasil Panen Dalam Bentuk Beras

"Jenderal Gatot saya kira punya ambisi ke sana, beliau sudah mempertaruhkan jabatan yang seharusnya baru pensiun Maret mendatang, tapi sudah diberhentikan sejak Desember lalu dari jabatan panglima," sebut Pangi.

Karena itu Ipang -sapaan akrab Pangi- menduga keputusan Jokowi memberhentikan Gatot sebelum masa pensiun merupakan cara untuk mengunci jenderal aktif kelahiran 13 Maret 1960 agar langkah politiknya meredup. Selanjutnya, sambung Pangi, Presiden Jokowi menggunakan pengaruh senior-senior di TNI untuk memperkuat posisinya di Pilpres 2019.

BACA JUGA: Pengamat: Jokowi Perlu Kikis Jaringan Prabowo dan SBY di TNI

"Saya menduga jenderal militer purnawirawan yang diangkat presiden ke lingkarannya, punya misi untuk memecah suara Gatot, sehingga terjadi pembelahan di internal militer. Ujungnya kan dukungan bagi Gatot dari internal militer bisa enggak solid," pungkas Pangi.(gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tinjau Proyek Ini, Jokowi Blusukan ke Lampung Selatan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler