jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Ziyad Falahi menilai dua kubu yang bersaing di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 sama-sama telah melakukan blunder politik di masa kampanye yang berlangsung sejak 23 September lalu. Menurutnya, akibat blunder itu sama-sama serius bagi masing-masing kubu.
Ziyad mengatakan, kubu Prabowo Subianto - Sandiaga Salahuddin Uno melakukan blunder soal kasus hoaks Ratna Sarumpaet. Bahkan, sejumlah petinggi di Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo - Sandi berurusan dengan kepolisian sejak kasus Ratna terungkap.
BACA JUGA: Jokowi Harus Kembali ke Pasar, Kalau Tidak Bisa Gawat
Sementara blundur kubu Joko Widodo - KH Ma'ruf Amin (Jokowi - Ma’ruf) adalah keputusan menggratiskan Tol Jembatan Suramadu. “Saya kira langkah menjadikan jembatan Suramadu non tol itu bisa jadi blunder juga," ujar Ziyad kepada JPNN, Kamis (1/11).
Direktur Pusat Kajian Survei Opini Publik itu menambahkan, langkah Presiden Jokowi menggratiskan Jembatan Suramadu bisa menjadi isu yang merepotkan bagi kubu petahana di Pilpres 2019 itu. Apalagi jika kubu Prabowo - Sandi bisa memainkan isu itu, kata Ziyad, kubu Jokowi - Ma’ruf akan kerepotan.
BACA JUGA: Sandi Berjanji Mau Jadi Pembeli Pertama Esemka
"Cuma sayangnya, kubu Prabowo-Sandi kurang responsif. Padahal, isu itu saya kira bisa sangat merepotkan karena langkah menggratiskan Jembatan Suramadu di masa kampanye tentu menimbulkan kecurigaan," ucapnya.
Meski demikian Ziyad menilai dua kubu yang bersaing sejauh ini cukup efektif memanfaatkan masa kampanye. Hanya saja, masing-masing kubu kurang responsif.
BACA JUGA: Masih Yakin Prabowo Pegang Komitmen soal Wagub DKI buat PKS?
"Tampaknya tidak responsif terhadap isu aktual, misalnya demo Grab kemarin. Demikian juga dengan unjukrasa ribuan honorer K2 di depan Istana yang berlangsung selama dua hari," ucap Ziyad.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hanya Bisa Bersensasi, Sandi Belum Sekelas Jokowi
Redaktur : Tim Redaksi