JAKARTA – Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, Herry Bhakti Gumay, menjelaskan, Kualanamu International Airport (KIA) dijadwalkan mulai beroperasi pada 25 Juli 2013.
Hanya saja, kata dia, pengoperasian bandara pengganti Polonia Medan pada tanggal tesebut sifatnya masih soft operation.
“Agendanya memang 25 Juli tapi tentunya masih soft operation,” ujar Herry Bhakti kepada JPNN, Selasa (4/6)
Dijelaskan, pengoerasian bandara KIA disebut tak lagi soft operation setelah nantinya diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Direncanakan, peresmian KIA oleh SBY dilakukan pada September 2013.
“Semoga tidak berubah, sekitar September diresmikan oleh presiden,” ujar Herry.
Sementara, terkait dengan kode bandara, Herry mengaku tidak ingat apa benar kode KIA adalah KNO.
Menurut dia, kode bandara hanya masalah teknis dan yang punya kewenangan menetapkan adalah IATA (International Air Transport Association).
Dijelaskan, kode bandara ibarat nama panggilan dalam lalu lintas penerbangan. Meski bersifat teknis, lanjutnya, kode ini sangat penting. Jika ada kode bandara yang sama, maka bisa bisa berakibat fatal.
“Ketika pesawat menyampaikan panggilan ke bandara lewat radio, tapi ada dua bandara yang kodenya sama, bisa berbahaya. Ibarat kita memanggil orang, ternyata tidak hanya satu yang menjawab karena namanya sama, kan bahaya? Bikin bingung pesawat,” terangnya.
Namun dia memastikan, tidak mungkin ada persamaan kode bandara di seluruh dunia. Pasalnya, pihak yang menetapkan kode bandara hanya satu, yakni IATA.
Sebelumnya, Ketua Tim Persiapan Pengoperasian Bandara Internasional Kualanamu, Daryanto menyatakan sejak awal Maret 2013, pihaknya sudah mengajukan kode Kualanamu ke IATA. Awalnya, pihak AP II mengharapkan kode KNA, tetapi tidak disetujui.
“Pihak IATA tidak memberi izin karena kode itu sudah ada yang pakai. Akhirnya, kita diberikan 5 pilihan. Dan kita pilih KNO,” ujarnya. (sam/jpnn)
Hanya saja, kata dia, pengoperasian bandara pengganti Polonia Medan pada tanggal tesebut sifatnya masih soft operation.
“Agendanya memang 25 Juli tapi tentunya masih soft operation,” ujar Herry Bhakti kepada JPNN, Selasa (4/6)
Dijelaskan, pengoerasian bandara KIA disebut tak lagi soft operation setelah nantinya diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Direncanakan, peresmian KIA oleh SBY dilakukan pada September 2013.
“Semoga tidak berubah, sekitar September diresmikan oleh presiden,” ujar Herry.
Sementara, terkait dengan kode bandara, Herry mengaku tidak ingat apa benar kode KIA adalah KNO.
Menurut dia, kode bandara hanya masalah teknis dan yang punya kewenangan menetapkan adalah IATA (International Air Transport Association).
Dijelaskan, kode bandara ibarat nama panggilan dalam lalu lintas penerbangan. Meski bersifat teknis, lanjutnya, kode ini sangat penting. Jika ada kode bandara yang sama, maka bisa bisa berakibat fatal.
“Ketika pesawat menyampaikan panggilan ke bandara lewat radio, tapi ada dua bandara yang kodenya sama, bisa berbahaya. Ibarat kita memanggil orang, ternyata tidak hanya satu yang menjawab karena namanya sama, kan bahaya? Bikin bingung pesawat,” terangnya.
Namun dia memastikan, tidak mungkin ada persamaan kode bandara di seluruh dunia. Pasalnya, pihak yang menetapkan kode bandara hanya satu, yakni IATA.
Sebelumnya, Ketua Tim Persiapan Pengoperasian Bandara Internasional Kualanamu, Daryanto menyatakan sejak awal Maret 2013, pihaknya sudah mengajukan kode Kualanamu ke IATA. Awalnya, pihak AP II mengharapkan kode KNA, tetapi tidak disetujui.
“Pihak IATA tidak memberi izin karena kode itu sudah ada yang pakai. Akhirnya, kita diberikan 5 pilihan. Dan kita pilih KNO,” ujarnya. (sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Empat Harimau Teror Warga Desa
Redaktur : Tim Redaksi