jpnn.com - Perempuan paruh baya warga Surabaya ini bisa dibilang sangat sabar. Karin -bukan nama sebenarnya- tetap mempertahankan rumah tangganya meski suaminya doyan selingkuh.
Karin yang kini berusia 51 tahun sudah berkali-kali diduakan oleh suaminya. Donwori -sebut saja suami Karin dengan panggilan itu- Donwori memang playboy.
BACA JUGA: Derita Istri Punya Suami Demen Intip Tetangga Mandi
Pria 55 tahun itu tak pernah khawatir kantongnya jebol meski royal demi membiayai hobinya sebagai pria hidung belang. Sebagai pemborong, Donwori memang tajir sehingga bisa 'memborong' banyak wanita.
Karin pun sudah mafhum wa maklum dengan kelakuan suaminya. Hidup bersama dalam satu rumah tangga selama 33 tahun membuat Karin tahu betul kebiasaan Donwori.
BACA JUGA: Kisah Pasutri Bercerai Gara-gara Beda Pilihan soal Capres
Donwori doyan selingkuh dan punya simpanan. Sudah tal terhitung anak baru gede (ABG) alias cabe-cabean mata duitan yang mau dipacari Donwori.
Karin sebenarnya masih maklum. Namun, ada satu wanita gendakan Donwori -sebut saja namanya Sephia- yang membuat Karin murka.
BACA JUGA: Kelakuan Ganjil Suami Penyuka CD Kombor Istri
Sephia adalah adik sepupu Karin. "Bojoku ancene doyan wedokan, tapi yo gak pantes lek sampek dulur dewe digendak menisan (suamiku memang doyan perempuan, tapi ya tidak pantas jika sampai saudara sendiri juga digendaki, red),” kata Karin saat curhat di ruang tunggu Pengadilan Agama (PA) Kelas IA Surabaya, pekan lalu.
Karin mengetahui Donwori menggendaki Sephia secara tak sengaja. Pada suatu waktu, ponsel Donwori berbunyi berkali-kali saat masih pukul tiga dini hari.
Donwori yang sudah kadung mendengkur tak mendengar lagi ponselnya berbunyi. Karin yang ada di dekat ponsel Donwori pun terbangun dan mengangkat panggilan itu.
Belum sempat Karin mengucap halo, lawan bicaranya sudah mencerocos. Ada suara lawan bicara Karin yang meminta dikirimi uang belanjaan dan mengingatkan Donwori soal kencan di sebuah hotel.
Sephia benar-benar tak tahu bahwa yang mengangkat panggilan ke ponsel Donwori adalah Karin. Yang membuat Karin sakit hati adalah omongan Sephia yang mengoloknya.
"Gak sadar aku sing ngangkat. Dekne ngilokno aku. Jare dekne telepon, aku gak krungu ta? Wis embah-embah (enggak tahu kalau aku yang mengangkat. Dia mengolok aku. Katanya dia menelepon, aku tak mendengar? Sudah kakek-kakek,” kata Karin menuturkan omongan Sephia.
Semula Karin juga tak mengetahui perempuan yang menelepon Donwori pada dini hari itu. Namun, Karin cukup familier dengan suaranya.
Karin lantas mencoba mengingat-ingat suara itu. Namun, tetap saja Karin belum tahu pasti.
Walakhir, Karin mencoba mengecek nomor yang menghubungi Donwori ke daftar kontak di ponsel pribadinya. Betapa terkejut Karin begitu melihat layar ponselnya memperlihatkan kontak Sephia.
Tanpa berpanjang cerita alias ba-bi-bu, Karin langsung keluar rumah menuju tempat tinggal Sephia. Pagi buta itu pula Karin mendeklarasikan perang dengan Sephia si pelakor.
Karin berteriak-teriak di halaman depan rumah Sephia. Sontak, teriakan itu membuat gaduh dan membangunkan para tetangganya.
Karin mengatai Sephia wanita materialis yang tak tahu sopan santun. Tuduhan itu direspons Sephia dengan amarah.
Sephia menyatakan, Donwori pula yang mendekatinya terlebih dahulu. Tanpa sungkan, Sephia mengolok Karin dengan sebutan Mak Lampir yang suka kasar sehingga Donwori tak betah.
Saat cekcok terjadi, suami Sephia -panggil saja Donjuan- muncul. Donjuan adalah pria tanpa penghasilan yang tak mampu menafkahi istri.
Namun, sebelum Donjuan berkata-kata, mengintervensi, Sephia langsung mengingatkan suaminya agar tak ikut campur. Sephia melontarkan ucapan sekakmat.
"Meneng kon! Mbok pikir pangananmu bendino duwit teka endi, lek gak olehe ngel***e ngene (diam kau! Kau pikir yang kau makan setiap hari itu dari duit apa kalau tidak dari melacur begini, red),” ucap Karin menirukan ucapan Sephia.
Karin pun jadi tak kaget dengan kelakuan Sephia. “Ancene keluarga aneh. Sing lanang yo ruwet. Gak heran bojone yo ruwet (memang keluarga aneh. Yang lelaku ruwet. Tak heran istrinya juga ruwet, red),” sambungnya.
Setelah perselisihan itu, Karin langsung mengurus perceraiannya. Namun, ketika bertemu Radar Surabaya, Karin dalam posisi hendak menarik gugatannya.
“Iki mau ape narik gugatan. Balik damai wae (Ini mau menarik gugatan. Kembali damai saja,” celetuknya tanpa beban.(sb/is/jay/JPR)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Di Rumah Lover, di Facebook Hater
Redaktur & Reporter : Antoni