jpnn.com - TULUNGAGUNG – Serangan hama di wilayah pertanian padi membuat cemas Bulog Subdivre Tulungagung. Serangan hama itu, khususnya wereng, mengakibatkan banyak sawah gagal panen. Dampaknya, target serapan beras Bulog terancam.
Kepala Bulog Subdrive Tulungagung Supriyanto menyatakan, saat ini banyak sawah warga yang terserang hama seperti wereng, burung, dan tikus. Akibatnya, banyak sawah yang gagal panen. Para petani pun harus menanam ulang. (mas)
BACA JUGA: Minta Perbatasan RI-PNG Dilengkapi Alat Detektor
Dia berharap panen padi di wilayah Tulungagung, Trenggalek, dan Blitar pada musim kemarau II (MK-II) pertengahan tahun ini bisa optimal sehingga target serapan beras terdongkrak. ’’Semoga hama tidak mengganggu musim panen petani pada MK-II Juli-Agustus nanti,’’ katanya Sabtu (28/6).
Serapan beras, lanjut dia, tahun ini agak berat. Sebab, terjadi serangkaian kasus gagal panen di sejumlah area pertanian di tiga daerah. Menurut dia, merebaknya hama wereng merupakan penyebab utama sawah gagal panen di wilayah Tulungagung, Blitar, dan Trenggalek. Penyebab lainnya adalah cuaca yang tidak menentu. Terkadang hujan, lalu tiba-tiba panas dan kering hingga beberapa hari. ’’Jika serangan hama minimal bisa dikendalikan, panen petani bisa optimal. Hanya cuaca yang memang belum bisa diprediksi secara tepat,’’ tuturnya.
BACA JUGA: Rumah Wabup Bone Dilempari Ikan Busuk
Menurut dia, naiknya produksi padi di tiga wilayah itu memberi harapan Bulog untuk bisa menggenjot serapan beras. Akhir pertengahan tahun ini, kata Supriyanto, daya serap Bulog baru mencapai 45 persen dari total target 80 ton. Pencapaian tersebut sebenarnya sudah cukup baik. Sebab, serapan beras di akhir April lalu hanya berkisar 20 persen atau sekitar 16 ribu ton. ’’Kalau tidak ada gangguan hama dan faktor alam (bencana), insya Allah target 80 ribu ton tahun ini bisa tercapai,’’ ucapnya optimistis.
Bukan hanya hama wereng yang menyerang padi di Tulungagung. Hama burung juga menyerang puluhan hektare padi siap panen di Kecamatan Kauman. Untuk menghindari kerugian, petani terpaksa membuat jaring-jaring dari plastik bekas.
BACA JUGA: Bawaslu Sebar Materi Ceramah ke Masjid-masjid
Menurut Sunaryo, petani setempat, hama burung mulai bermunculan saat memasuki musim panen. Burung-burung tersebut memakan bulir padi yang sudah berisi. ’’Jika dibiarkan, ya padinya bisa habis. Jadi, kami pasang jaring untuk menakuti burung,’’ ucapnya.
Saat ini, imbuh dia, puluhan hektare sawah memasuki masa panen. Hampir seluruhnya dipasangi jaring untuk menakuti burung. ’’Kami juga memasang jebakan tikus. Selain hama burung, tikus menjadi salah satu kendala bagi para petani saat memasuki masa panen,’’ ungkapnya. (wen/c1/ris/JPNN/c23/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cari Kembang Api, Pedagang Digeledah
Redaktur : Tim Redaksi