Serangan Varian Delta Belum Reda, Warga Sydney Diminta Bersiap Menghadapi Hal Buruk

Selasa, 17 Agustus 2021 – 14:27 WIB
Warga berjalan di tengah kota pada hari pertama karantina wilayah (lockdown) di Sydney, Australia, Sabtu (26/6/2021). Kota terbesar di Australia tersebut kembali menerapkan karantina wilayah selama dua pekan ke depan untuk membatasi pergerakan masyarakat akibat merebaknya virus COVID-19 varian Delta. Foto: ANTARA /REUTERS/Loren Elliott/wsj

jpnn.com, SYDNEY - Pemerintah Australia sudah menerapkan penguncian ketat di Kota Sydney selama delapan pekan. Namun upaya itu belum mampu menekan penyebaran COVID-19 varian Delta.

Bahkan, Pemerintah Australia pada Selasa (17/8) memprediksi bakal terjadi kenaikan kasus COVID-19 dalam beberapa pekan mendatang. Warga Sydney diingatkan untuk bersiap menghadapi kemungkinan buruk itu.

BACA JUGA: Vietnam Kewalahan Hadapi Varian Delta setelah Sebelumnya Sukses Menahan Penularan COVID

Otoritas juga mendesakwarga Sydney menjalani vaksinasi untuk mencegah lebih banyak pasien dirawat dan kematian ketika kasus harian mendekati angka tertinggi.

"Kami memperkirakan jumlah kasus dalam dua atau tiga pekan mendatang akan naik dan kemungkinan meningkat secara substansial," kata pemimpin New South Wales (NSW) Gladys Berejiklian di Sydney, ibu kota negara bagian itu.

BACA JUGA: China Ungkap 11 Kasus Kejahatan terkait Varian Delta

Sydney, kota terbesar Australia dan episentrum wabah di negara itu, telah memperketat aturan penguncian, termasuk memasang penghalang jalan, dan menaikkan denda setelah muncul laporan tentang orang-orang yang melanggar perintah tinggal di rumah.

Namun penguncian ketat, yang kini berada di pekan kedelapan, gagal menahan wabah Delta.

BACA JUGA: Daftar Nama Daerah di Jawa-Bali PPKM Level 4, Jatim Terbanyak, Bagaimana Kegiatan Belajar Mengajar?

NSW pada Selasa melaporkan 452 kasus baru, angka harian terbesar ketiga selama pandemi, dan satu kematian.

Tanpa kurva kasus yang terlihat mendatar, kemungkinan untuk mengakhiri pembatasan pada 28 Agustus di Sydney tampak kecil, meski sejumlah ekonom memprediksi munculnya resesi akibat lockdown.

Varian Delta yang sangat menular telah mengurung lebih dari setengah populasi Australia yang berjumlah 25 juta jiwa di dalam rumah mereka akibat pembatasan yang ketat.

Sydney dan Melbourne, dua kota terbesar, dan ibu kota Canberra berada dalam penguncian Panjang.

Sementara lockdown selama tiga hari diterapkan pada Senin di Darwin, ibu kota Northern Territory, setelah muncul satu kasus baru.

Berejiklian mendesak masyarakat untuk segera mendapatkan vaksin agar tingkat vaksinasi orang dewasa meningkat dari 27 persen menjadi 70 persen, sehingga "hidup akan lebih bebas daripada hari ini."

"Apakah itu berarti hidup kita benar-benar bebas? Tidak. Tapi apakah itu berarti hidup kita lebih bebas daripada hari ini? Tentu saja," kata dia.

Sebanyak 57 orang, sebagian besar belum divaksin, telah meninggal dalam wabah terbaru di Sydney sejak 11 Juli.

Selama 2021 sebelum tanggal itu, tidak ada kematian akibat COVID-19 di Australia.

Meski varian Delta tengah melanda, total kasus infeksi di Australia masih jauh di bawah negara-negara maju lain. Hingga saat ini, tercatat ada 40.000 lebih kasus dan 967 kematian.

Namun, jumlah penduduk yang sudah divaksin tergolong rendah.

Para pejabat tengah berupaya meningkatkan pasokan vaksin dari luar negeri dan berharap kecepatan vaksinasi bertambah begitu pasokan yang lebih banyak tiba mulai Oktober.

Di Melbourne, ibu kota Victoria, 24 kasus baru penularan lokal terdeteksi pada Selasa, hari pertama setelah pemerintah negara bagian itu memberlakukan jam malam dan memperpanjang penguncian ketat hingga 2 September. Pada Senin, jumlah kasus baru tercatat sebanyak 22. (Reuters/antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler