jpnn.com - BOGOR - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengakui, wilayahnya termasuk yang memiliki serapan anggaran rendah. Menurutnya, hal itu terjadi karena beberapa faktor. Salah satunya karena adanya perubahan posisi sejumlah pejabat di daerah.
"Kemarin karena kami April baru selesai pelantikan eselon pejabat tinggi pertama, jadi habis itu kami baru menunjuk Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) sampai terbawah. Jadi terlambat karena itu. Ada 62 bagian yang diubah," ujar Rachman di kompleks Istana Bogor, Jabar, Senin (24/8).
BACA JUGA: Transmigran Jangan Singkirkan Putra Lokal
Serapan anggaran Riau saat ini hanya 25,5 persen. Menurut Rachman, penyebab lainnya karena ada kontraktor yang belum mencairkan dana sebesar Rp 1,6 triliun untuk uang muka proyek di Riau. Jika sudah dicairkan, ia yakin serapan anggaran akan meningkat.
Rachman menampik bahwa itu kelambatan itu terjadi karena pemda takut dikriminalisasi.
BACA JUGA: Bos KPK Ini Setuju Kesalahan Administrasi Penyelenggara Negara Bukan Pidana
"Bukan takut. Ini mungkin kasus per kasus. Riau berbeda. Tapi kami target, serapan anggaran tahun ini 80 persen," imbuhnya.
Menurut Rachman, saat pertemuan dengan Presiden Joko Widodo sudah disampaikan bahwa semua daerah harus segera meningkatkan serapan anggaran. Para gubernur diminta menyampaikan pesan tersebut pada bupati dan wali kota di wilayahnya masing-masing.(flo/jpnn)
BACA JUGA: Politikus Golkar Ancang-ancang Impeachment Presiden
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pak Jokowi, Jangan Terlalu Mengagungkan Investor Asing
Redaktur : Tim Redaksi