BRISBANE - Sensasi sang pembunuh raksasa dari Rusia, Anastasia Pavlyuchenkova akhirnya terhenti di babak final Brisbane International 2013. Pada partai puncak, petenis peringkat 36 dunia itu kalah melawan ranking tiga dunia asal Amerika Serikat Serena Williams dengan skor telak 2-6 dan 1-6.
Walau dibantai hanya dalam waktu 52 menit, Pavlyuchenkova tampaknya sudah cukup puas dengan penampilannya di ajang pemanasan Grand Slam Australia Terbuka (14-27 Januari) itu. Maklum, perjalanannya menuju final diwarnai dengan banyak kejutan.
Petenis 21 tahun itu mengalahkan unggulan enam Petra Kvitova (Republik Ceko) pada babak kedua. Juga, menyingkirkan unggulan empat Angelique Kerber (Jerman) di babak perempat final.
Penampilan Pavlyuchenkova di semifinal juga mengagumkan. Dia bangkit untuk mengandaskan pengganti Maria Sharapova yang cedera, Lesia Tsurenko (Ukraina), 4-6, 6-1, dan 6-2. Pada semifinal tersebut, Pavlyuchenkova menunjukkan diri sebagai petenis muda dengan mentalitas kuat dan memiliki pukulan kanan mematikan.
"Saya memulai pertandingan dengan baik. Namun, dia (Serena) on fire. Saya merasa tidak banyak yang bisa saya lakukan," ucap Pavlyuchenkova seperti dilansor Fox News.
"Saya sangat berharap bisa membalikkan keadaan. Saya terus berjuang setiap poinnya sampai akhir. Namun, apa yang saya katakan tentang cara bermainnya sangat benar. Dia adalah pemain luar biasa," imbuhnya.
Sementara itu, bagi Serena, Brisbane International 2013 adalah gelar Assosiasi Tenis Putri Dunia (WTA) nomor 47 sepanjang karinya. Walau saat ini, perempuan 31 tahun itu "hanya" berada di peringkat tiga dunia, sulit dibantah bahwa adik kandung mantan petenis nomor satu Venus Williams itu adalah yang terbaik saat ini.
Bagi Serena, menjadi kampium Brisbane International adalah modal berharga untuk membidik gelar keenam di Australia Terbuka. "Ini adalah pekan yang hebat di Brisbane. Saya bekerja dengan keras sepanjang pekan ini. Saya akan kembali bekerja lagi, namun dengan intensitas lebih rendah. Jadi saya siap dalam delapan hari mendatang," papar Serena. (nur/ttg)
Walau dibantai hanya dalam waktu 52 menit, Pavlyuchenkova tampaknya sudah cukup puas dengan penampilannya di ajang pemanasan Grand Slam Australia Terbuka (14-27 Januari) itu. Maklum, perjalanannya menuju final diwarnai dengan banyak kejutan.
Petenis 21 tahun itu mengalahkan unggulan enam Petra Kvitova (Republik Ceko) pada babak kedua. Juga, menyingkirkan unggulan empat Angelique Kerber (Jerman) di babak perempat final.
Penampilan Pavlyuchenkova di semifinal juga mengagumkan. Dia bangkit untuk mengandaskan pengganti Maria Sharapova yang cedera, Lesia Tsurenko (Ukraina), 4-6, 6-1, dan 6-2. Pada semifinal tersebut, Pavlyuchenkova menunjukkan diri sebagai petenis muda dengan mentalitas kuat dan memiliki pukulan kanan mematikan.
"Saya memulai pertandingan dengan baik. Namun, dia (Serena) on fire. Saya merasa tidak banyak yang bisa saya lakukan," ucap Pavlyuchenkova seperti dilansor Fox News.
"Saya sangat berharap bisa membalikkan keadaan. Saya terus berjuang setiap poinnya sampai akhir. Namun, apa yang saya katakan tentang cara bermainnya sangat benar. Dia adalah pemain luar biasa," imbuhnya.
Sementara itu, bagi Serena, Brisbane International 2013 adalah gelar Assosiasi Tenis Putri Dunia (WTA) nomor 47 sepanjang karinya. Walau saat ini, perempuan 31 tahun itu "hanya" berada di peringkat tiga dunia, sulit dibantah bahwa adik kandung mantan petenis nomor satu Venus Williams itu adalah yang terbaik saat ini.
Bagi Serena, menjadi kampium Brisbane International adalah modal berharga untuk membidik gelar keenam di Australia Terbuka. "Ini adalah pekan yang hebat di Brisbane. Saya bekerja dengan keras sepanjang pekan ini. Saya akan kembali bekerja lagi, namun dengan intensitas lebih rendah. Jadi saya siap dalam delapan hari mendatang," papar Serena. (nur/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ganda Campuran jadi Tumpuan
Redaktur : Tim Redaksi